Tulisan
pada artikel tahun lalu, setelah aku baca ulang sangat menarik untuk diteruskan
pada tahun-tahun berikutnya. Menulis refleksi terhadap satu tahun terakhir dan merancang
rencana juga harapan apa saja yang ingin dicapai dalam satu tahun kedepan
sangatlah menarik untuk dijadikan rutinitas awal tahun.
Berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya yang selalu tepat waktu, artikel spesial ulang
tahun ku pada tahun 2021 ini baru aku selesaikan H+6 setelah ulang tahun ku namun
artikel ini akan tetap aku posting di tanggal ulang tahun ku. Alasan kenapa
tidak tepat waktu adalah karena ada beberapa hal yang mendesak dan aku liburan
ke salah satu destinasi wisata keren di Aceh tepat pada hari ulang tahun ku
kemarin (Insya Allah cerita tersebut akan aku tulis juga di Blog ini).
Refleksi
2020 (Pandemi)
Sekilas
refleksi berdasarkan artikel yang aku tulis pada Januari tahun lalu, di paragraf
terakhir aku sempat menyinggung salah satu harapan ku di umur yang baru adalah semoga
bisa segera menyelesaikan kuliah dan wisuda agar bisa membahagiakan kedua orang tua.
Alhamdulillah,
harapan itu terwujud, aku telah menyelesaikan kuliahku setelah resmi dinyatakan
lulus oleh dosen penguji pada sidang Tugas Akhir (TA) yang dilaksanakan secara online
via Zoom pada Rabu, 11 November 2020 (11/11). Walaupun tanpa wisuda langsung akibat
pandemi Covid-19, aku tetap bersyukur karena telah menyelesaikan salah satu
tanggung jawabku, dan sedikit banyak ikut merasakan kebanggaan yang dirasakan
oleh orang tuaku.
Tentu
tahun 2020 adalah tahun yang berat bagi banyak orang termasuk aku, akibat pandemi
Covid-19 selain tidak bisa merasakan indahnya wisuda, aku juga harus kembali
merasakan Ramadhan dan Idul Fitri di perantauan akibat aturan pelarangan mudik dan
penutupan bandara yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat pada H-6 jadwal penerbangan
ku untuk pulang ke Aceh.
Dibalik
pandemi Covid-19 dan banyak hal yang terjadi pada tahun 2020, tentu ada banyak
pelajaran yang telah aku dapatkan, dengan penuh rasa syukur tahun lalu juga telah
menjadi bagian dari catatan sejarah cerita panjang perjalanan hidup ku, dimana
aku telah menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana ku di tahun tersebut di
tengah situasi pandemi.
Harapan
2021
Jika
ada yang bertanya, apa harapan ku di tahun dan umur yang baru ini, jawabanya
sederhana dan utamnya tetap sama seperti yang aku sebutkan pada artikel tahun
lalu yaitu tetap bermanfaat, dan lebih bisa menfaat dengan hal-hal yang aku
lakukan. Hal ini juga menjadi moto ku yang aku sebutkan di halaman moto Tugas Akhir
ku yaitu :
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”
(HR.
Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di
dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Selain
itu juga masih sama dengan harapan-harapan tahun sebelumnya, yaitu bisa semakin
lebih baik, dengan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjauhi segala larangan-larangan
Allah SWT.
Sedangkan
untuk harapan yang lebih spesifik adalah, semoga di umur yang baru ini aku bisa
mulai berkarir secara profesional dengan kata lain bisa mendapatkan pekerjaan
impian ku. Sejak Maret 2019 memang aku telah bekerja di Direktorat Pembinaan
Kemahasiswaan UII dengan statyus student staf, aku sangat bersyukur bisa
banyak belajar dan memulai karir disana, hanya saja untuk saat ini setelah
menyelesaikan pendidikan jenjang sarjana, aku ingin memulai karir yang sesuai
dengan bidang ilmu ku dan mencari suasana kerja yang baru, semoga diberikan
yang terbaik, Amin.
Selain
itu aku juga berharap di umur ku yang semakin bertambah ini, aku mulai bisa rutin
berinvestasi, karena tentunya dari pada sekedar menabung dimana asset tersebut
tetap dan tidak bekerja lebih baik melakukan investasi dengan catatan telah paham
dan siap akan resiko dari setiap instrumen investasi yang dipilih.
Hal
lain yang membuatku semakin tertarik dengan investasi dibandingkan menabung
secara konvensional adalah seperti yang dikatakan oleh temanku yang telah mulai
melakukan investasi sejak beberapa tahun lalu, yaitu seperti apa yang dikatkan
oleh Sri Mulyani Indrawati (Menteri Keuangan Indonesia saat ini), yaitu :
"Di
negara maju itu orangnya bisa santai menikmati, tapi uang dan asetnya bekerja
keras dipakai untuk berinvestasi, sehingga dia dapat return tinggi jadi
leha-leha. Kalau di Indonesia dan negara berkembang, orangnya kerja keras tapi
asetnya tidur, ditaruh di bawa bantal. Orangnya kerja keras dan tidak dapat
banyak lagi. Mindsetnya beda."
Tentu tidak ada yang tau selain Allah SWT apakah harapan ku tersebut akan terwujut atau tidak, namun seiring berjalannya waktu akan ikut menjawab harapan yang telah aku tuliskan pada artikel ini. Terakhir sebelum aku akhiri artikel ini, semoga pandemi Covid-19 segera berakhir dan dunia bisa kembali normal, Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar