Sejak awal menjadi
mahasiswa aku sudah mendeklarasikan diri untuk menjadi mahasiswa lomba. Namun seiring
pejalanan waktu, tidak selalu mulus. Ketika aku sedang semangat-semangatnya
mengikuti berbagai lomba, ada masanya beberapa kali aku tidak lolos mengikuti
babak berikutnya dalam artian gagal ditahap awal.
Semangat untuk
mengitu lomba memang tidak pernah surut, namun sejak itu fokus berubah-ubah. Kalo
boleh jujur fokus yang selalu beruba adalah sifat buruk yang masih aku miliki
sampai saat ini. Tulisan yang baru selesai dan terbit sekarang menjadi salah
satu bukti bahwa fokusku tidak hanya pada satu hal.
Ceritanya sekitar
bulan april 2018 yang lalu aku baru saja mengikuti dan mendapatkan juara tiga
di katagori Software Develoment Competition Unity UNY. Acara ini merupakan
acara tahunan yang diselengarakan oleh UKM Rekayasa Teknologi Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY). Tahun 2018 merupakan kali ke-6 mereka menyelegarakan
acara ini. Cukup konsisten, berbeda dengan acara-acara kampus perjuangan
hehehe.. (nyindir kampus sendiri wkwk).
Unity UNY memang
bukan acara yang baru aku ketahui. Setahun yang lalu tepatnya 2017, saat aku
menjadi peserta Technocorner UGM aku sudah mengetahui perihal acara ini. Saat
itu salah satu panitia Unity UNY 2017 menyampiri timku dan memberikan
selembaran informasi perihal lomba yang diselengarakan dalam rangka Unity UNY.
Namun setahun
kemudian aku baru mengikuti Unity UNY tepatnya ditahun ini 2018. Berawal dari
sebuah pesan dari aplikasi instan massangin line yang masuk dari salah satu senior
teknik informatika angkata 2014. Pesan tersebut bermaksud untuk mengajaku gabung
dengan timnya untuk mengikuti lomba software development competition (SDC)
Unity UNY 2018.
Tim kami membawa
sebuah ide aplikasi berbasis game pendidikan karakter. Semua ide pada game ini
berasal dari seniorku tadi. Selain ide, untuk proposal juga sudah ditulis
sebelumnya, memang ini sudah dipersiapkan dari projek lomba seniorku sebelum
lomba ini.
Setelah ku telusuri
terjanyata, alasan dia mengajaku adalah permintaan dari pihak jurusan untuk megikutsertakan
adik kelas dan berbagai perlombaan. Selain aku dan senior angtan 2014, ada
seorang temen angkatanku yang juga dari jurusan yang sama.
Tugasku hanya membuat
video, cukup sederhana, dibangdingkan lomba-lombaku sebelumnya, aku yang hamper
mengerjakan keseluruhan. Mulai menulis proposal, desain sampai dengan membuat
video. Bahkan termasuk presentasi dan minta dana hehehe.
Selain buat video
disaat lomba dibabak final aku juga ikut presentasi, memang aku sudah beberapa
kali presentasi, tapi mempresentasikan ide orang lain sedikit sulit
dibandingkan presentasi ide sendiri.
Sama halnya dengan
lomba-lombaku sebelumnya babak penyisihan dimulai dari seleksi proposal dan
video. Kemudian dibabak final peserta mempresentasikan ide aplikasi kehadapan
juri. Namun yang membedakan disini adalah, adanya sesi tantangan, dimana dewan
juri memberikan tantangan berupa pengembangan aplikasi kepada peserta.
Menurut data penilaian
yang disebar setelah selesai acara, tantangan cukup membantu timku untuk berada
diposisi tiga. Alhamdulillah…
Pengumuman
dilaksanakan dihari yang sama, yaitu sekitar sore hari disana aku sama sekali
tidak menyangka dan bahkan kaget saat disebutkan menjadi juara tiga. Mungkin
karena sudah biasa kalah, jadi aku sama sekali tidak mengharapkan untuk menjadi
salah satu juara. Sehingga aku menyimpulkan bahwa menang jangan berharap.
Wadaw
BalasHapusYoi....
Hapus