Munurut cerita di
film tersebut Eyang Habibie awalnya sempat kuliah di Universitas Indonesia
Bandung (ITB Sekarang) selama setahun namun karena kejeniusannya Habibie memilih untuk melompat
ke jenjang yang lebih tinggi dan melanjutkan pendidikan di tehnik penerbangan
RWTH aachen Jerman, selama 10 Tahun (1955 – 1966) menempuh pendidikan disana
lika-liku dan pahit manis kehidupan habibie disana semua di gambarkan
dalam film Rudy Habibie ini
Pada saat awal sampai
di Jerman Habibie dibantu oleh seorang pastur yang pernah tinggal di Indoensia,
pastur tersebut membantu mencarikan tempat tinggal untuk habibie, dan ketika
sedang mencarikan tempat tinggal ada beberapa yang menolak habibie kerena berbagai
alasan, hingga kemudian sampai di sebuah rumah seorang jerman keturunan
belanda, disana ketika itu sedang musim dingin pemilik rumah yang juga akan
menjadi kost habibie ketika itu sedang kuwalahan membenarkan sebuah penghangat
ruangan, hingga habibie mengajukan diri untuk membantu pemilik rumah tersebut
Kejeniusan habibie
begitu jelas tergambarkan disini ketika dia begitu santai memperbaiki
penghangat ruangan tersebut dengan ilmu dasar fisikayang dia miliki, mula-mula
dia mengukur keseimbangan alat tersebut, kemudian menutup kerenggangan antara
penghangat dan tempat kayu bakar tersebut dan terakhir menaruh batu sedang di
bawah alat tersebu, sontak saja alat tersebut langsung berfungsi seperti semula
Setelah mendapatkan
tempat tinggal di hari berikutnya habibie mulai mengurus untuk mendaftar ke
RWTH, dan disana ia berjumpa dengan Liem Keng Kie (diperankan oleh ernest
prakasa) salah teman saat dia masih di bangku SMA, Liem Keng lah yang banyak
mengenalkan habibie dengan pelajar Indonesia yang berda di jerman khusunya
di kota aachen, Liem Keng Kie mengenalkan habibie dengan Poltak Hasibuan
seorang mahasiswa asal medan, kemudian juga ada Ayu putri dari bengawan solo
Hingga di suatu hari
ada saat dimana ekonomi keluarga habibie mulai menipis, dan terpaksa habibie
harus tidak menerima kiriman uang dari Ibunya, dan dengan tegar dia tetap sabar
dan memilih untuk menenangkan diri dengan shalat dan berdoa, namun karena
memang di Jerman sangat jarang di temukan mesjid dan ketika itu habibie sedang
jauh dari tempat tinggalnya di terpaksa harus shalat di gereja, dan sebelum
masuk kesana dia berdoa meminta ampun kepada Allah SWT.
Dimasa krisis ekonomi keluarga Habibie tersebut, juga pernah suatu saat di ajak makan dan berkumpul bersama teman-teman
oleh Liem Keng, dan saat itu habibie sempat menolak karena memang dia sedang
krisis, dan sepertinya Liem Keng tau bahwa Habibie sedang kekurangan uang dan mengatakan bahwa nantinya akan dibayar olehnya, namun habibie tetap enggan hingga akhirnya dia mengiyakan dengan syarat
ini dianggap sebagai utang
Di cafe tersebut
habibie dan teman-temannya berjumpa dengan para mahasiswa senior Indonesia di Jerman, dan saat itu seperti ada
rasa ketidak sukaan dari mahasiswa senior tersebut kepada habibie hingga dia
menghampiri habibie dan melihat bahwa paspor habibie bewarna hijau, artinya
disini habibie adalah mahasiswa mandiri tanpa beasiswa atau dibiayai oleh
Negara seperti mereka yang memiliki paspor berwarna biru, dan disini mereka
menganggap bahwa habibie adalah bukan mahasiswa pandai yang tidak bisa
mendapatkan beasiswa
Sebelumnya Liem Keng
telah memberitahukan habibie bahwa mereka adalah mahasiwa ikatan dinas/beasiswa
dan beasiswa ini didapat karena balas jasa Negara kepada mereka yang tekah
sedikit berjuang demi kemerdekaan Indonesia. Dan ketika mereka mengatakan bahwa
habibie adalah mahasiswa bodoh yang tidak bisa mendapatan beasiswa habibie
membalas dengan mengatakan mereka hanya masiswa yang dikasihani oleh Negara
Para senior tersebut
begitu marah saat dikatakan demikian sampai-sampai mereka hampir memukul habibie,
dan di cegah oleh salah satu dari mereka yang bernama Peter Manumasa
(diperankan oleh Panji) yang di akhirnya Peter Manumasa juga menjadi teman
habibie dan mendukung segala visi habibie. karena tidak puas para senior tersebut sempat
menantang habibie dia harus bisa mengigat apapun yang mereka pesan dengan
tidak boleh salah sedikit pun, apabila salah maka semua yang mereka pesan haru
dibayar oleh habibie dan apa bila benar makan mereka harus membayar makan
habibie selama tiga hari
Ketika ujian masuk
RWTH Habibie adalah orang pertama yang paling cepat selesai mengumpulkan
lembaran ujian, bagaikan soal yang begitu gampang baginya membuat calon mahasiswa
lain pada tercengan termasuk juga calon mahasiswa dari Indonesia yang
juga teman Habibie. Pada hari pengunguman kelulusan Habibie bersama beberapa
temannya melihat hasil ujian di kampus,
di awal Habibie sempat kecewa karena namanya tidak ada disana, dan mulai putus
asa dan merasa bahwa di gagal, namun teman-temannya yakin bahwa Habibie pasti
lulus dan mengecek ulang, dan ternyata nama habibie terdapa pada urutan kedua
yang posisinya paling atas, begitu luar biasanya, Habibie menjadi peserta ujian
dengan jumlah nilan kedua tertinggi, melihat pengunguman tersebut Habibie begitu senang luar biasa
Bersambung....
Kelanjutannya baca disini
Review Film : Rudy Habibie (Part 3)Kelanjutannya baca disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar