Rudy Habibie
merupakan film yang pastinya sudah ditunggu-tunggu sejak lama oleh pecinta film Indonesia,
betapa tidak film yang di produksi oleh MD Pictures ini adalah sekuel kedua
dari Film Habibie & Ainun yang begitu sukses di tahun 2012 lalu, luar
biasanya film Habibie & Ainun saat itu tembus hingga 4.5 Juta penonton, dan
kini di tahun 2016 kenlanjutan dari cerita hidup Habibie pun kembali
dilanjutkan dengan judul film Rudy Habibie
Film Rudy Hibibie
adalah film yang diangkat dari cerita kehidupan nyata Eyang Habibie yang
merupakan salah satu mahasiswa Indonesia yang menenpuh pendidikan di Jerman,
yang dikemudian hari pada tahun 1976 membangun industri dirgantara pertama
Indonesia dan satu- satunya di Asia Tenggara, Eyang Habibie ketika itu juga
menjabat sebagai Presiden Direktur Perusahaan tersebut pada tahun 1995 dibawah kepemimpinan eyang
habibie PT Dirgantara Indonesia (Saat itu masih bernama PT. Industri Pesawat Terbang
Nusantara ) memproduksikan pesawat pertama
Indonesia yaitu N-250, dan di tahun 1998 Habibie menjadi presiden Indonesia ke-3
menggantikan Soeharto, yang menyatakan mundur pada 21 Mei 1998
Cerita kehidupan
Eyang Habibie memang begitu menarik untuk diikuti, mulai dari kisah hidupan dan perjuangannya hingga kisah cintanya apakah itu masa kuliah di Jerman hingga kisa cinta bersama Alm. Ibu Ainun, hampir semua dikisahkan
dalam film Rudy Habibie, cerita dimulai saat beliau kecil, dewasa, hingga remaja saat
menempuh pendidikan di RWTH Aachen, Jerman
Secara struktural
kehidupan nyata, dasarnya cerita yang dituangkan dalam film Rudy Habibie adalah
hal yang terjadi sebelumnya dari kisah yang pernah di angkat pada film Habibie &
Ainun, namun tetap saja film ini juga disebut sebagai Habibie & Ainun 2,
dikarenakan memiliki kesamaan cerita pada satu tokoh yaitu Eyang Habibie, sama
seperti sebelumnya di film Habibie & Ainun, peran Habibie diperankan
oleh Reza Rahardian, namun di film Rudy Habibie tidak ada peran Ainun atau yang
diperankan oleh BCL, karena Film Rudy Habibie mencerikan kisah saat eyang Habibie
masih menempuh pendidikan di jerman, dan romantisme film ini tertuang pada
cinta pertama habibie sebelum Ibu Ainun yaitu Ilona ianovska, Gadis Jerman keturunan
Polandia
Film Rudy Habibie
diawali dengan kisah masa kecil Habibie yang
lahir dan tumbuh besar di Parepare, Sulawesi Selatan. Di masa anak-anak
Habibie hidup di masa penjajahan Jepang, ada suatu ketika dimana saat Habibie
dan teman-temanya sedang bermain di sebuah bukit tiba-tiba pesawat tentara
Jepang menjatuhkan bom di salah satu tempat, sehingga para warga di daerah
tersebut kesembriwingan dan mencari tempat untuk mengamankan diri.
Habibie yang ketika
itu memang sudah mulai gemar membaca dan suka dengan pesawat, memberanikan diri
kembali kerumah hanya untuk mengambil dan membawa buku bacaan dan mainan
pesawatnya, sejak kecil sudah tertanan pada diri habibie kegemaran membaca.
Setelah kejadian tersebut dan ketika sudah aman habibie kembali beraktivitas
seperti sedia kala, dia banyak membaca buku dan ketika membaca sebuah buku
tentang balon udara habibie yang bisa terbang habibie mendapatkan teori bahwa balon udara memiliki konsep
“udara di dalam balon harus lebih panas dari udara diluar agar bisa terbang”
karena begitu penasaran dia ingin mecoba mempraktekannya
Saat itu dia sedang
bersama teman-temannya dan meminta tolong kepada temannya untuk membantunya
mencari balon, emmm dan ada cerita lucu disini ketika itu teman Habibie mencari
diberbagai tempat, salah seorang dari mereka mencari di satu lomsen yang ada di daerah sana,
dan karena memang saat itu mereka masih anak-anak tidak tahu apa apun,
sampai-sampai ada salah satu dari mereka yang mengambil kondom yang terbuang di
bawah jendela losmen tersebut, mereka mengira ini balon dan langsung saja di
tiup seperti meniup balon biasa, hahahaha… bagian ini begitu mengundang tawa
para penonton
rudyhabibie.com
Habibie harus
kehilangan Ayahnya disaat dia masih kecil, diceritakan dalam film tersebut
ketika itu keluarga mereka sedang melaksanakan shalat magrib berjamaah, dan
saat itu ayahnya menjadi imam dan habibie berdiri dibelakang ayahnya, begitu
mengharukan ketika saat sujud ayah habibie meninggal, habibie,Ibu, kakak, dan
adiknya ketika itu menjadi ma’mum,walaupun sudah merasa lama tidak bangun saat sujud tetap tidak ada dari mereka yang merusak shalatnya, hingga
kakak habibie membesarkan suara mengucapkan subhanallah, kemudian habibie
mengintip keadaan ayahnya ternyata ayahnya sudah meninggal, dengan tanggap dia
langsung mengantikan posisi imam dan melanjutkan shalat magrib hingga selesai,
di sini benar-benar mengharukan luar biasa
Bersambung......
Kelanjutannya baca disini
Review Film : Rudy Habibie (Part 2)Kelanjutannya baca disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar