Kopi dan susu adalah bukti dari keserasian yang alami, keduannya saling melengkapi menjadi satu kombinasi luar biasa, hingga pada akhirnya tidak sedikit orang terlena karena cita rasanya (Multazam, 2023)
Mungkin
kutipan tersebut bukanlan kalimat pembuka terbaik, namun tetap saja akan
dipilih mengingat akhir-akhir ini telah terjadi krisis inspirasi dalam diriku untuk
bisa membuat sebuah artikel.
Judul
yang sudah terpikirkan sejak hampir satu tahun yang lalu ini akhirnya aku
realisasikan di tengah malam pada pertengahan Ramadhan 2023 dalam kondisi yang
bisa dibilang sedikit sedih karena hal yang sebenarnya tidaklah penting.
Kutipan
tersebut bukanlan bualan semata, setidaknya bagiku itu adalah hal yang jujur,
tentang apa yang aku rasakan dari kopi dan susu, kombinasi dari keduannya
buatku terlena bahkan sampai detik ini (saat artikel ini ditulis).
Beberapa
jam yang lalu tepatnya setelah shalat tarawih aku baru saja menikmati salah satu
varian baru dari Kopi Kenangan, yaitu Toasted Coconut Latte. Tentu seperti yang
sudah diketahui oleh banyak orang bahwa latte adalah kopi yang dicampur dengan
susu dan memiliki lapisan busa yang tipis di bagian atasnya.
Sebenarnya
aku bukanlah orang yang tertarik untuk mencoba varian-varian baru saat membeli
kopi, namun terkadang untuk menyesuaikan nilai minimal transaksi agar bisa
mendapatkan promo aku memilih varian kopi dengan harga yang bisa menyesuaikan nilai
minimal transaksi tersebut., termasuk saat membeli Toasted Coconut Latte tadi.
Perkenalan
pertamaku dengan kopi kenangan bisa dikatakan termasuk telat dibandingkan
dengan kedai kopi susu kekinian lainnya. Namun saat ini kopi kenangan telah
menjadi salah satu list bagian atas dari konsumsi kopi ku.
Perkenalan
Awal dengan Kopi Susu
Ingatan
masa kecilku tetang kopi adalah coffemix ½ sachet yang diseduh dengan air panas
sehingga menjadi kopi cair. Coffemix adalah salah satu brand kopi susu sachet
yang memiliki cita rasa yang khas.
Mencicipi
kopi di masa-masa SD-SMP adalah suatu yang special, tentu ini bukan bualan,
bisa dikatakan special adalah karena waktu itu aku belum memiliki kebebasan
untuk menikmati kopi dengan alasan bahwa kopi hanya untuk konsumsi orang dewasa,
sedangkan anak-anak cukup kopi cair.
Berlanjut
di masa SMA, masa-masa itu adalah masa dimana hamper setiap weekend aku dan dua
teman lainnya nongkrong di warung kopi (WARKOP) Aceh, salah satu minuman yang
cukup sering aku pesan adalah SANGER.
Kopi
Sanger sendiri adalah minuman tradisional khas Aceh yang terbuat dari campuran
susu, kopi, dan gula aren. Minuman ini memiliki rasa yang manis dan kental. Kopi
Sanger kini telah menjadi bagian dari
kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh, oleh karena itu, perlu adanya upaya
untuk menjaga dan melestarikan Sanger Aceh sebagai warisan budaya yang berharga
bagi Indonesia.
Jogja
dan Kopi Susu-nya.
Pada
saat aku tinggal di Jogja tepatnya dimasa kuliah dan kerja aku juga cukup
terlena dengan cita rasa kopi susu dari coffee shop yang ada disana. Aku lupa
persis coffee shop yang aku datangi dan nongkrong disana untuk menikmati kopi
susunya.
Ingatanku
yang masih tersisa antara Jogja dan kopi susu nya adalah, kopi si eko yang
merupakan kopi susu kekinian besutan Warunk Upnormal. Dengan cita rasa kopi
yang nikmat dan harga yang relative murah membuat saya sempat cukup sering nongkrong
di coffee shop tersebut untuk menikmati si Eko.
Akhinya
langganan kopi susu ku berubah yang awalnya Warunk Upnormal berpindah ke kedai
kopi kulo, alasan pada saat itu sederhana, aku mencari tempat yang lebih sempit,
mengingat tujuan k uke coffee shop selain menikmati kopi juga mengerjakan sesuatu
sehingga aku berupaya untuk berada di tempat dan situasi yang nyaman.
Setelah
cukup lama bertahan di kedai kopi kulo, akhirnya langananku berpindah ke Janji
Jiwa, namu pada saat itu kondisinya aku juga sering berpindah-pindah coffeshop
lain untuk tujuan yang sama, yaitu menikmati kopi dan mengerjakan sesuatu.
Jakarta
dan Adiksi Kopi yang Semakin Menjadi
Ketika
mulai pindah dari Jogaj ke Jakarta kebiasaan ngopiku tidak berubah, akum akin terlena
dengan cita rasa kopi susu kekinian bahkan aku dapat mengklain semi-semi adiksi
dengan cita rasa kopi.
Adiksi
yang paling terasa adalah Ketika setiap jam istirahat kerja, ada saja dorongan
untuk membeli kopi, padahal terkadang di pagi hari aku sudah ngopi atapun terkadang
juga ngopi di malam hari.
Pilihan
coffee shop di Jakarta tentu lebih banyak dibandingkan Aceh dan Jogja, namun
aku tetap saja hanya sering ngopi di dua tempat, yaitu Janji Jiwa dan Kopi
Kenagan, banyak alasan kenapa aku memulih kedua kopi susu tersebut, selain cita
rasa yang benar-benar membuat terlena, harga kopi dari dua coffee shop tersebut
masih relatif murah, belum lagi ditambah banyaknya promo yang kadang tersedia.
Alhamdulillah akhirnya tulisan pertama ku di tahun 2023 selesai dipublikasikan di blog ini, tulisan ini ditulis di tengah malam pada pertengahan bulan suci Ramadhan 1444 H / 2023 di Kamar Kos, Kemang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar