Kamu dan segala kenangan
Menyatu dalam waktu yang berjalan
…. dan seterusnya (Kamu & Kenangan -Maudy Ayunda)
Sepanjang jalan kenangan
Kita s'lalu bergandeng tangan
… dan seterusnya (Sepanjang Jalan Kenangan – The Rain )
Dua
potongan lirik lagu diatas merupakan beberapa lagu yang langsung terlintas dipikaranku
saat akan menulis opini tentang kenangan. Tentu ada banyak lirik lagu lain yang
menceritakan tentang kenagan ataupun menggambarkan tentang kenangan, baik itu secara
eksplisit maupun implisit.
Tidak
hanya pada lirik lagu, ada juga entitas lain seperti nama kedai kopi yang
menyematkan kata kenangan (Kopi Kenangan) atapun sosial media, sebutlah facebook
dan instagram yang memiliki fitur notifikasi kenangan berupa unggahan yang
pernah kita lakukan pada tanggal dan bulan yang sama pada tahun-tahun
sebelumnya.
Kenangan
adalah Anugrah
Kenangan
mungkin bisa dikatakan sebagai salah satu anugerah dari Allah SWT yang paling
indah. Bagaimana tidak, cukup dengan mengingat ataupun juga bisa terlintas
tanpa perlu diingat-ingat secara seketika kenangan-kenangan akan tergambarkan
dengan jelas dipikiran kita.
Berbahagia dan bersyukurlah ketika kita masih diberikan anugrah untuk mengingat dan merasakan kenangan-kenangan yang lalu, karena kadang kenangan tersebut juga bisa hilang dengan berbagai macam faktor salah satunya seperti faktor usia dan kesehatan.
Mungkin
keterbatasan tersebutlah yang membuat media-media seperti foto, video, rekaman
audio dan lain sebagainya ada. Media tersebut bisa menjadi jembatan bagi kita
untuk kembali mengenang masa-masa yang pernah kita lewati dan rasakan, media
tersebut akan menjadi pemantik untuk kita kembali merasakan apa yang pernah kita
rasakan pada momen-momen seperti yang ada pada media tersebut.
Jembatan
lain untuk kembali ke kenangan yang pernah kita lalui juga bisa berupa tulisan,
tidak jarang orang bercerita di buku catatan harian, blog ataupun sosial media,
apa saja yang dirasakan pada momen-momen tertentu. Ketika tulisan yang pernah
ditulis tersebut dibaca kembaki di masa depan, secara langsung kenangan akan momen
terseubut akan kembali dikenang.
Jembatan
untuk kembali kepada kenangan yang disebutkan diatas pada dasarnya lagi-lagi
kembali kepada anugrah lima panca indra yang kita miliki. Bayangkan sebagus
apapun foto, video, autdio dan tulisan yang kita miliki tidak akan ada gunannya
ketika kita tidak memiliki kemampuan melihat dan mendengar, sehingga pada
dasarnya kenangan juga bisa berasal dari lima panca indra yang kita miliki.
Paling
umum adalah kenangan bica muncul seketika kita melihat sesuatu yang pernah kita
alami seperti pada foto, video ataupun sesuatu seperti tempat dan barang tertentu.
Tidak jauh berbeda dengan ketika mendengarkan sesuatu apakah itu musik ataupun
suara dan perkataan tertentu kita akan mengingat momen yang pernah kita alami
sebelumnya.
Penciuman
juga sama, aku sendiri merasakan hal ini, kadang ketika mencium aroma terntu
ataupun bau parfum tertentu kita akan mengingat suatu momen ataupun seseorang, itulah
kenangan yang muncul dari indra pencium.
Sedangkan kenangan yang muncul dari merasakan bisa digambarkan seperti ketika makan sesuatu kita akan ingat akan sesuatu, namun jujur aku masih jarang bisa mendapatkan kenangan dari rasa, sama halnya dengan berbicara aku juga jarang mengingat kenangan tertentu dengan berbicara, contohnya mungkin ketika membahas suatu topik secara seketika kita akan ingat kenangan tertentu.
Studi
Tentang Kenangan
Tentunya
kenangan yang selalu ingin kita ingat dan rasakan adalah kenangan baik, ini sesuai
dengan studi yang pernah di lakukan di tahun 1930-an disebutkan bahwa 60 persen
pengalaman buruk seseorang akan cenderung dilupakan, sedangkan untuk kenangan baik
yang dinyatakan hilang hanya 42 persen, kondisi ini disebut sebagai Fading
Effect Bias (FAB).
FAB
adalah fenomena psikologis di mana ingatan yang terkait dengan emosi negatif
cenderung lebih cepat dilupakan daripada yang terkait dengan emosi positif, ini
bisa digambarkan dengan kondisi di mana orang akan cenderung mengingat serunya
liburan, namun cenderung melupakan penerbangan yang panjang dan capeknya selama
perjalanan.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Timothy Ritchie dari University of Limerick, Irlandia menambahkan bahwa Fading Effect Bias (FAB) terjadi pada setiap orang, tak peduli apapun latar belakang dan kulturnya.
Latar
Belakang Artikel ini
Judul
artikel ini muncul saat aku sedang melakukan packing barang-barang ku selama
di Jogja, printilan barang-barang ku cukup banyak, alasannya adalah karena aku
sering kali menyimpan barang-barang kecil yang menurutku memiliki nilai kenangan.
Saat
temenku mengatakan barangku cukup banyak, aku menjelasakan bahwa aku menyimpan
barang yang menurutku memiliki nilai kenangan, dan dia mengatakan bahwa dia
cenderung membuang printilan barang yang sudah tidak berfungsi atau tidak bisa
dingunakan lagi.
Seketika aku mendapatkan inspirasi artikel untuk ditulis tentang apa yang aku makna kenangan dan caraku menjaga kenangan, yaitu seperti dengan menyimpan barang-barang yang memilki nilai kenangan salah satunya.
Mulai
ditulis pada Sabtu, 16 Juli 2022 dan di selesaikan satu hari setelah itu yaitu
pada Minggu, 17 Juli 2022 di Janji Jiwa x (Kemang, Jakarta Selatan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar