Sabtu, 07 November 2020

Industri Otomotif di Era Disruptif

“Era Disruptif” frasa tersebut pertama kali aku dengar dari salah satu seminar yang pernah aku ikuti, kemudian aku kembali mendengar frasa tersebut pada salah mengikuti satu mata kuliah dari salah seorang dosen ku, Intinya ketika itu dari seminar dan mata kuliah yang aku ikuti sama-sama menceritakan bahwa di era disruptif ini perusahaan banyak yang harus gulung tikar, ataupun sekedar terganggu oleh kehadiran perusahaan-perusahaan baru yang dibangun dengan inovasi, lebih spesifiknya adalah inovasi teknologi (startup digital).

sumber gambar : auto2000.co.id

Jelas memang hal tersebut nyata dan terjadi secara masif, dewasa ini perusahaan yang hanya bergelut dengan sistem lama tanpa adanya inovasi selalu tertinggal bahkan yang lebih ekstrim adalah harus gulung tikar hanya karena kalah persaingan dengan perusahaan baru yang dibangun dengan kesadaran inovasi dan dukungan teknologi yang masif.

Salah satu tokoh yang sering membahas tentang era disruptif adalah Prof. Rhenald Kasali, Ph.D. ang merupakan seorang praktisi bisnis dan guru besar bidang Ilmu manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.  Beliau telah menulis dua buku tentang “Era Disruptif” buku pertama berjudul  Disruption dan buku kedua berjudul Self Disruption. Dua buku tersebut secara spesifik menjelaskan tentang “Era Disruptif” yang berdampak pada berbagai lini industri.

Pada dasarnya mayoritas industri akan terkena dampak dari era disruptif ini, baik industri besar maupun kecil, industri yang sudah dibangun lama, atau yang baru dibangun, semua segmen industri tersebut memungkinan untuk terdampak disrupsi jika tidak berbenah dan berinovasi  contoh sederhana yang bisa kita lihat adalah mall yang dulunya menjadi tempat favorit bagi orang untuk berbelanja kini tersaingi oleh kehadiran e-commerce yang memanjakan pengguna dengan kemudahan berbelanja yang tidak harus keluar rumah.

Sama halnya dengan mall, industri otomotif juga bisa terdampak oleh era disruptif. Kini cara orang mencari bahkan membeli kebutuhan otomotif berubah, dari yang dulunya datang langsung dari satu showroom satu ke showroom lain, kini telah berubah dengan hanya dengan membuka situs web atau aplikasi mobile yang disediakan. Bagi industri otomotif yang tidak berbenah dengan inovasi dan implementasi teknologi untuk menyesuaikan tuntutan zaman, secara bertahap akan ditinggalkan oleh para kostumer.

sumber gambar : auto2000.co.id

Salah satu bentuk adaptasi yang dilakukan oleh perusahaan otomotif asal Indonesia dalam menghadapi Era Disruptif  adalah seperti yang telah dilakukan oleh Auto2000 yang berusaha mendorong batasan transaksi pembelian mobil Toyota (Termasuk Toyota New Agya) melalui platform digital. Melalui situs auto2000.co.id dan aplikasi mobile Auto2000 pelanggan dapat melakukan pembelian kendaraan baru, purna jual, suku cadang, aksesoris, serta Trade In dan pembelian mobil bekas (bekerjasama dengan Astra Auto Trust). Mengusung konsep “Seamless end-to-end customer experience”, Auto2000 memastikan pelanggan merasakan pengalaman pelayanan di platform digital yang sama baiknya dengan yang diterima di cabang Auto2000.

Begitulah sebuah inovasi dan teknologi bekerja dalam rangka menghadapi era disruptif, beradaptasi dengan zaman adalah sebuah hal yang mutlak dan wajib dilakukan oleh industri yang ingin bertahan dan bisa menghadapi gelombang zaman. Beradaptasi dan berubah sesuai tuntutan zaman adalah kunci utama bagi industri yang ingin tetap survive di era disruptif ini.

Industri otomotif sebagai salah satu lini Industri yang besar dan dapat diperhitungkan dari segi popularitas dan eksistensi sudah sewajarnya beradaptasi mengikuti tuntutan zaman dengan implementasi teknologi jika ingin tetap bertahan. Auto 2020 adalah salah satu contoh Industri Otomotif yang telah membuktikan untuk siap menghadapi di Era Disrupsi dengan layanan yang ditawarkan.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar