Hari
itu sama seperti hari-hari sebelumnya, di sela-sela aktifitas kerja ketika ada waktu
luang, aku menyempatkan diri untuk sesekali berselancar di sosial media, tujuannya
tentu untuk melihat aktiftas teman-teman daring-ku, namun hari itu menjadi
sedikit berbeda ketika ada informasi terkait wabah virus corona (covid-19) yang
menjangkit salah satu kota di china.
Sedikit
perbedaan itu tidak berlangsung lama, informasi terkait wabah virus corona aku
lewati begitu saja, hanya sekedar judul yang aku baca. Pada awal-awal kemunculan
informasi wabah virus corona, aku sama sekali tidak tertarik untuk mengetahui
lebih dalam terkait informasi tersebut, sehingga aku langsung meletakan ponsel
dan kembali bekerja seperti biasanya.
kominfo.go.id |
Waktu
berjalan sebagaimana mestinya, aku juga masih berkutik dalam putaran rutinitas
yang turus sama, mengintip sosial media disela-sela aktifitas kerja masih terus
aku lakukan, informasi terkait wabah virus corona semakin hari semakin memadati
trafik di linimasa. Namun aku juga belum mau peduli terkait hal tersebut.
Pada
awal bulan maret, tepatnya hari Senin (2/3) sampailah pada hari yang
benar-benar berbeda, perbedaan itu tidak hanya sesaat, namun terus berlanjut
sampai hari ketika aku menulis artikel ini. Hari tersebut adalah hari dimana
pada akhirnya aku memulai mengali informasi tentang virus conona.
Keterangan
pers yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta yang
didampingi Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menjadi pemantik awal yang
amat sangat besar untuk aku dan juga mungkin banyak orang yang awalnya tidak
peduli dengan berita-berita virus corona.
Dalam
kesempatan tersebut Presiden Joko Widodo menyatakan 2 orang warga negara
Indonesia positif terkena corona. Tidak perlu waktu lama, virus corona menjadi jauh
lebih eksis di Indonesia, berbagai media baik cetak maupun elektronik
berlomba-lomba menyajikan informasi terbaik dan terbaru terkait virus corona.
Pemerintah
baik pusat dan daerah juga tidak mau kalah dalam hal merespon cepat terkait
penyebaran virus corona. Pemerintah pusat misalnya langsung menunjuk Achmad
Yurianto menjadi juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona. Beberapa
daerah juga langsung membentuk Gugus Tugas Penanganan Corona.
Achmad
Yurianto sejak ditunjuk menjadi juru bicara pemerintah untuk penanganan corona kini
hampir setiap hari muncul di televesi maupun media lainnya untuk menyampaikan
informasi terbaru terkait jumlah warga negara indonesia yang positif corona.
Selain
memberi informasi lonjakan jumlah kasus positif corona di RI, Achmad Yurianto
juga setiap harinya memberikan informasi-informasi lain terkait virus corona,
seperti memberikan himbauan kepada masyarakat untuk tak panik, hal-hal dasar
yang harus rutin dilakukan oleh
masyarakat seperti mencuci tanggan, dan informasi pernting lainnya.
Pertengahan
bulan maret ada banyak hal yang tidak pernah aku perkirakan terjadi efek dari
virus corona di Indonesia. Seperti lonjakan kasus positif corona yang semakin
hari semakin tinggi dan kasus positif corona di Yogyakarta (tempat aku
tinggal).
Rasa
cemas hadir tanpa disadari, tentu ini hanya buah dari sugesti pikiran yang terlalu
liar. Setelah aku mengerti bahwa corona hanyalah virus sama seperti flu dan
virus-virus lainnya, rasa cemas sedikit demi sedikit mulai hilang.
Respon
yang dilakukan oleh berbagai negara adalah bentuk kewaspadaan karena virus ini
relatif baru, belum ditemukan vaksinya dan bisa menular dengan begitu cepat,
sehingga tidak bisa diremehkan dan harus ada pencegahan sedini mungkin sesuai
anjuran.
Peduli
dengan kebersihan dan Kesehatan
Himbauan
yang terus-menerus disosialisasikan oleh pemerintah dan juga instansi-instansi
terkait adalah rajin mencuci tanggan dengan sabun. Seperti yang disampaikan
oleh Achmad Yurianto “Karena kita tahu bahwa virus ini bungkusnya sangat rapuh
jika terkena deterjen. Dia akan gampang pecah dan kalau itu pecah maka virusnya
mati” pada Senin (16/3/) dalam keterangan pers di RSPI Sulianti Saroso.
Di
sosial media juga tidak kalah ramainya terkait himbauan cuci tangan ini. Jika dicermati
sejak awal maret kemarin berbagai akun sosial media milik instansi pemerintah,
instansi pendidikan, perusahaan-perusahaan swasta, akun sosial media hiburan
dan bahkan sosial media pribadi berlomba-lomba membagikan himbauan untuk rajin
cuci tangan dan informasi cara mencuci tanggan yang baik dan benar.
Tidak
hanya sekedar himbauan secara tidak resmi, bahkan aturan untuk rutin mencuci
tanggan ditanggapi oleh banyak instansi dengan membuat aturan khusus dengan
dibuatkannya surat edaran resmi oleh pimpinan masing-masing instansi dan
menyediankan hand sanitizer dibanyak tempat.
Seperti
yang disebutkan oleh juru bicara pemerintah untuk penanganan corona, bahwa
memang benar mencuci tanggan adalah langkah antisipatif awal yang sangat mudah dilakukan
dalam upaya memutuskan rantai penyebaran virus corona, bahkan juga virus-virus
lain.
Harapannya,
bentuk kepedulian terhadap kebersihan diri dan lingkungan ini terus berlanjut,
tidak hanya disituasi seperti saat ini saja. Karena ada sangat banyak manfaat
dengan selalu menjaga kerbersihan diri
dan lingkungan, salah satunya adalah menghilangkan penyebaran virus.
Selain
menjaga kerbersihan, menjaga kesehatan juga menjadi point penting dalan
melakukan mitigasi penyebaran virus corona. Ada beberapa himbauan terkait hal
tersebut seperti dengan menjaga pola makan dengan makan-makan yang bergizi
seperti dengan memperbanyak makan buah dan sayur.
Mengaja pola tidur juga
menjadi penting pada kaitannya menjaga kesehatan. Pola tidur normal bagi orang dewasa
adalah 7 sampai dengan 8 jam pada waktu
malam hari, ada banyak manfaat dengan menerapkan pola tidur normal salah
satunya adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Jadi
Lebih Melek Teknologi
"Kebijakan
belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan ibadah di rumah perlu terus
digencarkan untuk mengurangi pengurangan penyebaran Covid-19" Hal
tersebut diungkapkan oleh Presiden Joko Widodo pada senin (16/3) dalam
konferensi pers di Istana Bogor.
Himbauan
tersebut bukan tanpa alasan, penyebaran virus corona yang cukup masif menjadi
alasan utama himbauan untuk tidak dulu melakukan kontak sosial dan menjauhkan
diri dari keramaian (self distancing).
Self
distancing diyakini menjadi hal yang efektif untuk
memutuskan penyebaran virus corona. Dari salah satu ilustrasi yang banyak
dibagikan di sosial media membuat sebuah perempuan Self distancing yang mampu memperlambat
bahkan memutuskan penyebaran virus corona adalah dengan korek api kayu dan api
itu sendiri.
Korek
api diilustrasikan sebagai manusia, api sebagai virus corona. Jika korek api berdekatan
dalam hal ini tidak melakukan self distancing maka dengan mudah korek api
satu menyebarkan apinya ke korek api lainnya, begitulah gambaran jika
masyarakat enggan melakukan self
distancing maka dengan sangat mudah akan menyebarkan virus corona ke orang
lain.
Himbauan
tersebut akhirnya mau tidak mau, membuat aktifitas bekerja yang tadinya
dilakukan di kantor dipindahkan di rumah, aktifitas belajar yang tadinya di
sekalolah dan di kampus kini menjadi di rumah. Bahkan hastag #KerjadiRumah pun
menjadi tranding di twitter pada hari pertama kebijakan ini
diberlakukan.
Kerja
dan belajar di rumah memaksakan setiap orang menggunakan teknologi untuk
berkomunikasi, seperti menggunakan aplikasi meeting secara online, aplikasi
report kinerja secara online dan banyak aplikasi-aplikasi lain yang sebelumnya
belum pernah dingunakan akhirnya dingunkan untuk bekerja.
Selain
bagi pekerja, pelajar juga merasakan hal yang sama, kebijakan kuliah secara
dari yang diterapkan oleh beberapa kampus membuat para dosen dan mahasiswa
akhirnya harus melek teknologi. Aplikasi-aplikasi yang sebelumnya tidak pernah
dingunakan, akhirnya dingunakan.
Semua
awalnya mungkin terpaksa, namun pada akhirnya semua menjadi bermakna karena
corona. Tetap ikuti himbauan dari pemerintah, jaga kesehatan dan tentunya
jangan panik.
Yaikanlah
pada akhirnya corona hanya akan menjadi catatan sejara sepeti virus-virus
sebelumnya pada masa yang akan datang, mari sama-sama mendoakan yang terbaik
untuk dunia, semoga vaksin virus corona segera ditemukan dan virus corona
segera pamit undur diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar