Sabtu, 20 April 2019

Satu Tulisan, Beragam Keuntungan


“Mahasiswa Bisa Menulis, Dijamin Tidak Kelaparan”

Itu bukanlah kutipan, namun itu adalah judul dari salah satu artikel di kompasiana (lihat artikelnya disini) yang ditulis oleh kompasianer (sebutan untuk penulis kompasiana) dengan username kang nasir. Artikel tersebut ditulis pada 16 Juli 2015, sudah lumayan lama, sekitar hampir 4 tahun yang lalu (dari waktu artikel yang sedang teman-teman baca ini ditulis)
Menurut informasi yang ada pada artikel tersebut, kang nasir merupakan alumni Universitas Islam Indonesia (UII) era delapanpuluhan. Ia menyebutkan era dimana  Prof Mahfud MD, Muzakkir, AE Priyono, Iman Masfardi, M.sholeh Amin, Asmar Umar Saleh masih menjadi pentolan aktivis Mahasiswa UII.
Informasi menarik dan sangat penting yang aku dapatkan dari artikel tersebut adalah, bahwa UII sangat menghargai kreatifitas mahasiswanya, sehingga akan memberikan reward berupa uang pembinaan bagi mahasiswa yang berhasil mempublikasikan tulisan di media massa. Mungkin waktu itu pilihan media massa hanya berupa media cetak seperti koran dan majalah, berbeda dengan saat ini, dimana ada pilihan media offline maupun online.
Aku lupa tepatnya kapan membaca artikel tersebut, yang jelas sudah lama (mungkin rentang tahun 2016 sampai 2018). Namun aku baru menginplementasikan informasi yang aku dapatkan tersebut pada tahun 2019 ini, mungkin termasuk telat dibanding mahasiswa lain.
pixabay.com
Padahal menulis bukanlah hal baru buatku, sejak tahun 2012 ketika mulai aktif menjadi blogger aku mencoba untuk terus konsisten menulis di blog ini. Aku menulis tentang berbagai hal, aku sama sekali tidak mengikat diri dengan satu dua tema tertentu seperti beberapa blogger lain yang hanya fokus menulis satu teman tertentu misal hanya menulis opini, cerita traveling, cerita kuliner atau hal-hal spesifik lainnya. Blog ku mungkin sangat cocok jika disebut sebagai blog gado-gado, dimana isi didalamnya campur aduk.
Karena menulis bukan hal yang baru tentu aku sering mencoba mencari keberuntungan lewat tulisan. Jika dihitung-hitung mungkin sudah lumayan banyak yang aku dapat dari menulis, Alhamdulillah paid artikel di blog ini juga sudah lumayan banyak, itu merupakan salah satu peruntunganku lewat tulisan, selain itu menjadi penulis lepas di beberapa media juga lumayan untuk tambah-tambah jajan. Sekitar 2017 dan 2018 aku sempat menjadi kontributor tetap di Babe dan Yukepo, dimana aku dibayar setiap menerbitkan tulisan disana.

Jadi aku sebenarnya sangatlah setuju dengan judul artikel yang dituliskan oleh kang nasir, bahwa mahasiswa yang bisa menulis dijamin tidak kelaparan. Namun begitu sebelumnya aku belum pernah mempraktekan apa yang disebutkan oleh kang nasir dalam tulisannya, yaitu mendapatkan reward jika berhasil mempublikasi tulisan di media.
Hingga beberapa waktu yang lalu, aku tiba-tiba termotivasi untuk mencoba menulis di kolom detik.com, setelah mendapat informasi resmi terkait reward prestasi yang diberikan oleh UII kepada mahasiswa yang berhasil menerbitkan tulisan di media cetak maupun online, memang sebelumnya aku telah membaca informasi dari tulisan kompasiana yang kusebutkan diatas, namun keyakinanku bertambah kokoh ketika mendapatkan informasi resmi dari kampus.  
Informasi resmi dari kampus aku dapatkan semula dari kiriman direktur DPK UII yang harus aku unggah ke website Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK UII) tempat dimana informasi reward prestasi UII dipublikasi. Jadi memang karena kebetulan aku adalah webmaster dari website DPK UII, jadi setiap informasi yang akan diunggah ke website dikirim ke aku.

Dengan begitu aku bisa dibilang merupakan mahasiswa yang pertama mengetahui terkait informasi reward prestasi yang ditawarkan oleh UII hehehe. Pada informasi tersebut dirincikan dengan sangat jelas prosedur dan besaran reward titip prestasi.
Tulisan ku yang berhasil dipublikasi di kolom detik.com berjudul Terlena dompet digitalartikel ini sebenarnya adalah elaborasi dari apa yang aku alami dan rasakan selama menggunakan dompet digital, fakta dan data terkait dompet digital dan sedikit opiniku terkait dompet digital.
Rentang waktu antara aku menulis dan tulisanku dipublikasikan oleh detik.com mungkin sekitar 2 atau 3 mingguan. Awalnya aku sedikit pasrah, aku sudah berniat jika memang sampai lebih dari satu bulan artikel ini tidak dipublikasikan aku akan publikasi secara mandiri di blogku. Namun ternyata tulisanku bisa masuk dan dipublikasikan di kolom detik.com
Benar saja, aku mendapatkan dua keuntungan sekaligus dengan berhasil mempublikasikan tulisan di detik.com. Selain diberikan reward oleh kampus, aku jugu menerima honorium dari detik.com karena tulisanku  berhasil dipublikasikan disana.

Jadi aku sangat setuju dengan judul mahasiswa bisa menulis, dijamin tidak kelaparan. Aku telah membuktikan, dengan menulis aku bisa mendapatkan beragam keuntungan, tidak hanya secara materil namun juga kepuasan karena bisa menumpahkan segala isi fikiran dan pengalaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar