Saat duduk di bangku SMA hingga awal kuliah, menjadi pengusaha besar adalah cita-citaku. Ketika itu aku sangat berambisi untuk mengembangkan bisnis yang telah aku
sejak SMA tahun
pertama yaitu Reelve Center (Sekarang bernama Konveksi Aceh) bersama seorang teman
SMP-ku. Sebut saja nama temanku tersebut adalah thok (bukan nama sebenarnya)
Bisnis yang aku dan thok jalankan
dimulai dari menawarkan jasa
desain dan pembuatan stiker, gantungan kunci kepada
teman-teman SMA ataupun SMP yang kami kenal, hingga akhirnya berkembang menjadi bisnis penyedia jasa pembuatan koas, kemeja PDL/PDH/Korsa, jaket, tatebag dan beberapa hal lain yang relevan.
Hingga sampai di semester terakhir pada masa SMA, bisa
dibilang ini adalah masa dimana
aku dan thok sangat fokus mengembangkan bisnis kami. Thok merupakan seorang yang memiliki jiwa marketing yang sangat
tinggi, sampai
akhirnya dia memilih untuk masuk fakultas ekonomi di masa kuliah. Dia dengan mudahnya bisa mendapatkan begitu banyak konsumen
dan membuat para konsumen menjadi loyal,
inilah yang menjadi salah satu hal
yang membuatku semakin yakin dan berhasrat untuk menjadikan bisnis ini menjadi bisnis besar
dan sukses.
Thok dan aku memiliki
peran berbeda yang sama-sama penting. Jika thok adalah seorang
marketer ulung maka aku adalah
eksekutor ulung (hiya hiya hiya). Jika thok bertugas untuk bisa mendapatkan banyak konsumen dan membuat para konsumen menjadi loyal, maka akulah yang akan mengeksekusi
semua pesanan dari konsumen-konsumen tersebut. Sehingga
menjadi seimbang antara banyaknya konsumen yang bisnis kami dapatkan dan pelayanan terbaik
yang kami berikan. Pada akhirnya, banyak konsumen yang tidak
hanya bertransaksi sekali, namun bisa sampai dua tiga kali.
Memang aku yang tidak memiliki jiwa marketing seperti thok, sehingga sangat jarang konsumen
dating dari-ku. Namun seperti
yang aku sampaikan di paragraph sebelumnya peran-ku adalah sebagai eksekutor,
dan ini juga sangatlah pentih.
Aku bisa mendapatkan banyak channel berbagai tempat produksi untuk pesanan-pesanan
bisnis kami.
Tentunya aku ikut mempelajari berbagai hal jenis-jenis
bahan, harga pasaran, tingkatan kualitas dan banyak hal lain yang berkaitan dengan
dunia konveksi. Kami selalu memberikan harga yang paling sesuai
dengan budget yang dimiliki konsumen
tersebut. Biasanya aku sendiri yang menentukan
harga karena
sebelumnya aku telah mendapatkan tawaran harga di tempat produksi. Selanjutnya harga yang telah aku tentukan
ditawarkan oleh thok kepada konsumen dan terjadi
nego-nego kecil sampai mendapatkan harga yang bisa diterima oleh
kedua pihak.
Selain mengeksekusi langsung proses produksi aku biasa juga memulai dengan membuat desain sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumen,
sehingga konsumen benar-benar bisa menjadi puas.
Para konsumen umumnya hanya memberikan sketsa gambar yang diinginkan oleh
mereka sembari menjelaskan secara ringkas konsep yang diinginkan.
Walaupun aku saat ini sudah tidak fokus 100% pada bisnis
Konveksi Aceh, Namun Konveksi Aceh masih tetap berjalan dan masih ada. Di era digital ini Konveksi Aceh sudah
sepenuhnya online, aku hanya menerima pesana melalui online tanpa tatap muka,
karena memang kebetulan aku sudah tidak tinggal di Aceh, dan thok sudah fokus
pada bisnis keluaga
Semangatku
untuk kembali mengembangkan bisnis Konveksi Aceh ini sebenarnya sudah dimulai
ketika aku kenal dengan sebuah website yang tepat untuk berbelanja kebutuhan
usaha melalui website pusat grosir online, yang bernama Ralali.com. Resolusi bisnisku di 2019 adalah fokus dengan
terus berkomitmen untuk mengembangkan konveksiaceh.com
Dari pengalaman berbisnis
Konveksi Aceh tersebut aku meyakini bahwa untuk memulai bisnis tidak selalu
yang paling dibutuhkan adalah modal, namun komitmen dan tujuan yang sama antara
kita dan rekan bisnis kita untuk menjadikan bisnis yang kita mulai menjadi
bisnis besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar