Selasa, 25 September 2018

O2SN Rasa Asian Games

Tepat dua minggu setelah penutupan resmi penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang pada 2 September 2018 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggaraan acara olimpiade olahraga siswa terbesar se-Indonesia yaitu O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) di Yogyakarta. 


O2SN Merupakan acara tahun yang diselengrakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia, dengan tujuan salah satunya mengembangkan bakat dan minat siswa di bidang olahraga. O2SN menyerupai OSN (Olimpiade Sains Siswa Nasional) hanya saja O2SN adalah versi olahraganya, selain itu kemendikbud juga punya olimpiade lain untuk siswa seperti Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia (OPSI) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N)

Setiap tahun tuan rumah O2SN bergantian antar provinsi di Indonesia, dan di tahun 2018 giliran provinsi Daerah Istimewa Yogakarta menjadi tuan rumah O2SN 2018. Menjadi tuan rumah, tentu keuntungan tersendiri bagi teman-teman pecinta olahraga yang beberapa waktu lalu tidak dapat menonton secara langsung penyelengaraan Asian Games di Jakarta atau Palembang, yang tentu karena terkendala oleh jarak dan dana hehe. Termasuk aku juga sih.

Sangking ingin menjadi bagian dari Asian Games Sampai-sampai aku pernah mendaftarkan diri untuk menjadi relawan Asian Games 2018, namun sayangnya saat seleksi tahap kedua yaitu wawancara, aku tidak datang karena sedang ujian tengah semester.

Namun penyesalan karena tidak dapat menonton dan menjadi bagian dari Asian games 2018 secara langsung tergantikan dengan penyelengarakan kegiatan O2SN di Yogyakarta. Bisa dibilang kedua acara ini memiliki beberapa kesamaan. 

Hanya ada sedikit ketidaksamaan seperti O2SN dilaksanakan di Yogyakarta sedangkan Asian Games di Jakarta dan Palembang, namun masih sama-sama Indonesia jugakan. O2SN diikuti oleh atlit-atlit dari kalangan siswa sedangkan Asian Games diikuti oleh atlit profesional, namun masih sama-sama atlit juga. Terakhir O2SN hanya diikuti oleh atlit nasional, namun aku rasa sama saja.

O2SN 2018 dilaksanakan sejak tanggal 16 s.d 21 September 2018, di berbagai venue di Yogyakarta. Dimulai dengan acara pembukaan yang dilaksanakan pada 16 September 2018 di Sportotium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dibuka langsung oleh menteri pendidikan dan kebudayaan Muhajir Effendi. Kemudian untuk perlombaan-perlombaannya dilasanakan di berbagai tempat yang ada di sekitar kota jogja. Sedangkan penutupan pada 21 September 2018 dilaksankan di Gor Amongrogo.

O2SN tahun ini mengangkat tema “Aktualisasi Potensi, Bakat, dan Prestasi Siswa” diikuti oleh 4.423 peserta, terdiri dari 1.938 atlet, 306 official, 510 pendamping, 204 pembina,1.057 wasit dan asisten wasit, dan 408 panitia dan fasilitator.

Total mendali yang diperebutkan adalah 138 medali emas, 138 medali perak dan 172 medali perunggu. Ada sembilan cabang olahraga, yaitu atletik, renang, bulutangkis, pencak silat, karate, senam, boche, balap kursi roda, dan catur. 

Khusus untuk siswa berkebutuhan khusus, dipertandingkan empat cabang olahraga, yakni bulutangkis, boche, catur dan balap kursi roda. 

Banyaknya cabang lomba yang diperlombakan juga ikut membuat O2SN makin terasa seperti Asian Games. Semakin komplit bahwa O2SN memiliki rasa seperti Asian Games. Patutnya warga Jogja berbangga hati bisa menjadi tuan rumah O2SN.

Pada hari terkhir penutupan O2SN yang dilaksanakan pada malam hari tanggal 21 September 2018, diumumkan yang menjadi juara umum O2SN 2018 adalah Provinsi Bali dengan total perolehan 17 emas, 4 perak dan 11 perunggu. Selaman untuk provinsi Bali, yang telah mengukir sejarah baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar