Tepat dua minggu setelah penutupan resmi penyelenggaraan
Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang pada 2 September 2018 lalu, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyelenggaraan acara olimpiade
olahraga siswa terbesar se-Indonesia yaitu O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa
Nasional) di Yogyakarta.
O2SN Merupakan acara tahun yang diselengrakan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Indonesia, dengan tujuan salah satunya
mengembangkan bakat dan minat siswa di bidang olahraga. O2SN menyerupai OSN (Olimpiade
Sains Siswa Nasional) hanya saja O2SN adalah versi olahraganya, selain itu
kemendikbud juga punya olimpiade lain untuk siswa seperti Olimpiade Penelitian
Siswa Indonesia (OPSI) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N)
Setiap tahun tuan rumah O2SN bergantian antar provinsi
di Indonesia, dan di tahun 2018 giliran provinsi Daerah Istimewa Yogakarta
menjadi tuan rumah O2SN 2018. Menjadi tuan rumah, tentu keuntungan tersendiri
bagi teman-teman pecinta olahraga yang beberapa waktu lalu tidak dapat menonton
secara langsung penyelengaraan Asian Games di Jakarta atau Palembang, yang
tentu karena terkendala oleh jarak dan dana hehe. Termasuk aku juga sih.
Sangking ingin menjadi bagian dari Asian Games Sampai-sampai
aku pernah mendaftarkan diri untuk menjadi relawan Asian Games 2018, namun
sayangnya saat seleksi tahap kedua yaitu wawancara, aku tidak datang karena
sedang ujian tengah semester.
Namun penyesalan karena tidak dapat menonton dan
menjadi bagian dari Asian games 2018 secara langsung tergantikan dengan
penyelengarakan kegiatan O2SN di Yogyakarta. Bisa dibilang kedua acara ini
memiliki beberapa kesamaan.
Hanya ada sedikit ketidaksamaan seperti O2SN
dilaksanakan di Yogyakarta sedangkan Asian Games di Jakarta dan Palembang,
namun masih sama-sama Indonesia jugakan. O2SN diikuti oleh atlit-atlit dari
kalangan siswa sedangkan Asian Games diikuti oleh atlit profesional, namun
masih sama-sama atlit juga. Terakhir O2SN hanya diikuti oleh atlit nasional,
namun aku rasa sama saja.
O2SN 2018 dilaksanakan sejak tanggal 16 s.d 21
September 2018, di berbagai venue di Yogyakarta. Dimulai dengan acara pembukaan
yang dilaksanakan pada 16 September 2018 di Sportotium Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta (UMY) dibuka langsung oleh menteri pendidikan dan kebudayaan Muhajir
Effendi. Kemudian untuk perlombaan-perlombaannya dilasanakan di berbagai tempat
yang ada di sekitar kota jogja. Sedangkan penutupan pada 21 September 2018 dilaksankan
di Gor Amongrogo.
O2SN tahun ini mengangkat tema “Aktualisasi Potensi, Bakat, dan Prestasi Siswa” diikuti oleh 4.423
peserta, terdiri dari 1.938 atlet, 306 official, 510 pendamping, 204
pembina,1.057 wasit dan asisten wasit, dan 408 panitia dan fasilitator.
Total mendali yang diperebutkan adalah 138 medali
emas, 138 medali perak dan 172 medali perunggu. Ada sembilan cabang olahraga,
yaitu atletik, renang, bulutangkis, pencak silat, karate, senam, boche, balap
kursi roda, dan catur.
Khusus untuk siswa berkebutuhan khusus,
dipertandingkan empat cabang olahraga, yakni bulutangkis, boche, catur dan
balap kursi roda.
Banyaknya cabang lomba yang diperlombakan juga ikut
membuat O2SN makin terasa seperti Asian Games. Semakin komplit bahwa O2SN
memiliki rasa seperti Asian Games. Patutnya warga Jogja berbangga hati bisa
menjadi tuan rumah O2SN.
Pada hari terkhir penutupan O2SN yang dilaksanakan
pada malam hari tanggal 21 September 2018, diumumkan yang menjadi juara umum
O2SN 2018 adalah Provinsi Bali dengan total perolehan 17 emas, 4 perak dan 11
perunggu. Selaman untuk provinsi Bali, yang telah mengukir sejarah baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar