Berbeda dengan hari
senin pagi biasanya, Senin, 27 Agustus
2018 menjadi hari yang sangat menengangkan bagi teman-teman Teknik Informatika Universitas Islam Indonesia (UII). Tepatnya pukul 08.30 WIB kami dijadwalkan untuk
melakukan Key-in RAS. Tentu, ini menjadi sangat menegangkan karena harus menghadapi
sistem Unisys. Bagi mahasiswa atau alumni UII pastinya tau apa itu dan bagaimana karakter Unisys,
kalo aku pribadi biasa lebih senang menyebut Unisys sebagai sistem tua yang menyebalkan dan sering mengecewan.
Key-in RAS mungkin
nama yang asing bagi teman-teman universitas lain, karena umumnya universitas
lain menyebutnya dengan isi KRS. Key-in RAS kurang lebih sama dengan Isi KRS, dimana
mahasiswa memiliki otoritas untuk memilih rencana studi untuk semester yang akan
datang tentunya secara daring (online) menggunakan jaringan internet. Saat ini memang umumnya hampir semua universitas
menerapkan sistem pengisian KRS berbasis daring, alasan utamanya tentu untuk
memudahkan mahasiswa agar bisa dilakukan dimana saja tidak harus mengantri lama di kampus.
Sebelumnya di hari
kamis dan jumat kemarin teman-teman jurusan lain merasakan ketegangan yang sama,
termasuk salah satun temanku dari jurusan Teknik Kimia. Saat itu aku bersama dia dan beberapa teman lainnya sedang berada di PKM Corner UII, dia mengeluhkan bahwa
sama sekali tidak bisa masuk ke sistem Unisys (Error terus), padahal waktu menunjukan sudah masuk jadwal
jurusannya untuk melakukan Key-in. Ternyata oh ternyata, hal yang sama aku alami tepat di hari ini
(Saat artikel ini awal aku tulis. Yaitu Senin 27 Agustus 2018).
Bisa dikatakan bahwa
sistem Unisys selalu mengecewakan banyak mahasiswa. Kenapa aku bisa mengatakan
hal tersebut, karena ini terpampang nyata buktinya jelas dan bukan hoax, bisa dilihat pada setiap masa key-in,
di sosial media teman-teman mahasiswa selalu banyak yang mengeluh dengan sistem
Unisys. Keluhan ini bukan dilakukan oleh hanya satu dua mahasiswa, namun ada banyak mahasiswa yang mengeluhkan hal yang sama. Di Instagram misalnya, ketika masa Key-in tiba, pasti mayoritas teman-teman Instagram ku (yang mahasiswa UII) mengunggah foto keaadan Unisys yang sedang Error di instastory mereka masing-masing dengan
tambahan kata-kata yang beragam, salah satu misalnya yang paling sering adalah “drama Key-In”.
Selain di
Instagram ada juga yang membuat tulisan di Line pribadinya,
yang mengeluhkan terkait masalah yang dihadapi saat akan melakukan Key-in dan tulisan tersebut biasanya akan viral (like & share sangat banyak). Dan kalo aku pribadi memilih untuk mengeluhkan di laman blog ini, aku menulis di blog supaya bisa menjadi catatan sejarah bahwa UII pernah memililiki sistem Unisys yang mengecewakan banyak mahasiswa.
Tentu kekeceawaan banyak mahasiswa ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, soalnya dari awal aku menjadi mahasiswa di UII keluhan ini sudah ada, bahkan konon katanya kekecewaan tersebut sudah dirasakan bertahun-tahun oleh mahasiswa sebelumnya (katanya sih begitu, menurut cerita mahasiswa tua yang aku dengar).
Tentu kekeceawaan banyak mahasiswa ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, soalnya dari awal aku menjadi mahasiswa di UII keluhan ini sudah ada, bahkan konon katanya kekecewaan tersebut sudah dirasakan bertahun-tahun oleh mahasiswa sebelumnya (katanya sih begitu, menurut cerita mahasiswa tua yang aku dengar).
Judul yang aku buat sangat sesuai dengan realita, aku berani mengatakan Unisys mengecewakan adalah karena banyaknya keluhan di sosial media. Sedangkan aku menyebut tua karena memang sistem Unisys telah
digunakan sejak tahun 1999 (hanya dua tahun lebih muda dari aku, hehehehe).
Sumber pertama yang menginformasikan bahwa Sistem Unisys sudah ada sejak lama, aku dapatkan dari salah seorang dosenku yang kebetulan juga merupakan alumni UII. Dosen tersebut memceritkan bahwa disaat kampus lain masih melakukan Isi KRS secara manual, UII sudah menerapkan sistem pengisian KRS berbasis daring dengan menggunakan UII-LIA (nama sistem tersebut sebelum menjadi Unisys)
Fakta lain yang aku dapat bersumber dari salah satu arsip majalah Gatra edisi no.13 yang pernah memuat artikel terkait sistem unisys dengan judul berita “Key in Kampus Maya” kemudian artikel tersebut dimuat ulang di website UII yang masih bisa dilihat sampai sekarang (Lihat disini).
Sumber pertama yang menginformasikan bahwa Sistem Unisys sudah ada sejak lama, aku dapatkan dari salah seorang dosenku yang kebetulan juga merupakan alumni UII. Dosen tersebut memceritkan bahwa disaat kampus lain masih melakukan Isi KRS secara manual, UII sudah menerapkan sistem pengisian KRS berbasis daring dengan menggunakan UII-LIA (nama sistem tersebut sebelum menjadi Unisys)
Fakta lain yang aku dapat bersumber dari salah satu arsip majalah Gatra edisi no.13 yang pernah memuat artikel terkait sistem unisys dengan judul berita “Key in Kampus Maya” kemudian artikel tersebut dimuat ulang di website UII yang masih bisa dilihat sampai sekarang (Lihat disini).
Dalam majalah GATRA
tersebut Ir.A.Kadir Aboe,MS, selaku kepala Pusat Sistem Informasi UII (Sekrang menjadi BSI) saat itu
mengatakan bahwa proyek pembuatan sistem unisys sudah dimulai dua tahun sebelumnya yaitu 1997.
UII menghabiskan dana sampai dengan Rp.2 Milyar untuk pengadaan fasilitas ini, dari anggaran tersebut, porsi terbesar diserap untuk membangun jaringan
komunikasi dan server.
Mungkin saat
mengetahui bahwa UII sudah melek teknologi sejak tahun 1990-an akan menjadi
berita yang membanggakan. Apalagi bagi mahasiswa Teknik Informatika seperti aku, memang bukan
hanya di sisi Unisys saja UII telah lebih dulu melek teknologi, namun juga
dibuktikan dengan kehadiran Jurusan Teknik Informatika UII yang telah ada sejak
tahun 1994. Sebelum itu bahkan di tahun 1980-an UII telah memiliki pusat studi
komputer, hal ini berdasarkan bukti di salah satu arsip majalah Himmah. Disana
menampilkan sebuah iklan kursus komputer.
Apalah arti kejayaan
masa lalu jika tidak diiringi kejayaan masa sekarang. “Jangan terlena dengan kejayaan masa lalu” kurang lebih itulah yang
pernah di sebutkan oleh rektor UII pada saat penutupan Pesta UII (ajang pengenalan kampus untuk mahasiswa baru) tahun 2018. Aku pribadi
menafsirkan itu untuk banyak hal, termasuk bisa diarakan kepada pembahasanku
saat ini, terkait teknologi Infomasi yang ada di UII, spesifiknya adalah sistem
Unisys.
Walau UII telah
memiliki sistem pengisian KRS berbasis daring sejak tahun 1999, namun apalah arti jika tidak
diperbaharui dengan teknologi terkini. Sebenarnya cara yang paling bijak dalam
mengembangkan sistem adalah selalu memperbaharui sesuai dengan teknologi terkini yang sedang berkembang.
Selain masalah teknologi, masalah yang menurutku fatal adalah user interface (tanpilan laman) Unisys yang sama sekali tidak menari, user interface Unisys saat ini benar-benar ketinggalan zaman. Jangankan untuk menggunakan desain-desain modern yang sedang berkembang, untuk sekedar responsive (menyesuaikan tampilan di ukuran layar berbeda) saja Unisys belum mampu.
Selain masalah teknologi, masalah yang menurutku fatal adalah user interface (tanpilan laman) Unisys yang sama sekali tidak menari, user interface Unisys saat ini benar-benar ketinggalan zaman. Jangankan untuk menggunakan desain-desain modern yang sedang berkembang, untuk sekedar responsive (menyesuaikan tampilan di ukuran layar berbeda) saja Unisys belum mampu.
Itulah sedikit
keluhan dan curhatanku terkait sistem Unisys. Semoga kedepanya ada perubahan
baik dari segi teknologi yang melekat pada sistem ataupun dari segi desain
interface yang lebih manusiawi untuk generasi smartphone hari ini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Harapanku terkait pembaharuan sistem Key-In RAS di UII akhirnya terwujud, UII baru saja merilis sebuah sistem baru yang sudah pasti akan menjadi penggantisistem tua yang sering mengecewakan Unisys, bernama UIIGateway.
UIIGateway sebenarnya tidak terlalu asing bagiku, karena beberapa bulan sebelumnya aku sempat ngobrol langsung dengan kepala Badan Sistem Informasi (BSI) UII saat ini, yaitu Pak Andri Setiawan, yang kebetulan juga dosen ku, yang pernah mengajar di semester satu dulu. Saat kami ngobrol, pak Andri sempat menyinggung terkaih hal ini.
Selain informasi dari pak Andri, aku juga mendapatkan Informasi terkait UIIGateway dari dua dosenku lainnya saat sedang mengajar di kelas. Kebetulan dua dosenku tersebut juga bagian dari BSI UII. Dosen yang pertama pak Fatan, saat masuk ke sesi tanya jawab di kelas, aku menanyakan terkait apakah UII memiliki open data yang bisa diakses oleh civitas akademika. Pak fathan menjawab sambil memperkenalkan UIIGateway, selain itu juga menjelaskan sedikit terkait UIIGateway, katanya nanti sistem ini akan menjadi akses satu pintu untuk semua layanan yang ada di UII, termasuk layanan open data bagi semua civitas akademika UII (Baik Dosen, Mahasiswa Maupun Karyawan).
Sedangkan dosen lainnya adalah pak Kholid. Saat jadwal kuliah di kelasku, satu sesi digantikan dengan menguji coba sistem UIIRas yang ada pada UIIGateway. Tim BSI (sekitar tiga orang) ketika itu melakukan analisa apakah mahasiswa paham dengan alur tahapan untuk melakukan key-in dengan sistem baru ini. Selain itu mereka juga mencatat error yang terjadi saat sistem dingunakan. Saat dilakukan pengujian tersebut, error lumayan sering ditemukan.
Tepat hari ini (11 Februari 2019) Sistem UIIGateway untuk melakukan key-in RAS resmi diterapkan untuk dua fakultas yaitu FMIPA dan FIAI. Namun keliatanya, nasib UIIGateway sama dengan pendahulunya Unisys, yaitu menjadi bulan-bulanan kekecewaan mahasiswa akibat sistem yang terus error. Berbagai macam bentuk kekecewaan diekspresikan dalam bentuk komentar di Instagram resmi UII ataupun Instastory masing-masing mahasiswa.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Ini merupakan tambahan yang aku tulisan pada tanggal 11 Februari 2019
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------Harapanku terkait pembaharuan sistem Key-In RAS di UII akhirnya terwujud, UII baru saja merilis sebuah sistem baru yang sudah pasti akan menjadi pengganti
Selain informasi dari pak Andri, aku juga mendapatkan Informasi terkait UIIGateway dari dua dosenku lainnya saat sedang mengajar di kelas. Kebetulan dua dosenku tersebut juga bagian dari BSI UII. Dosen yang pertama pak Fatan, saat masuk ke sesi tanya jawab di kelas, aku menanyakan terkait apakah UII memiliki open data yang bisa diakses oleh civitas akademika. Pak fathan menjawab sambil memperkenalkan UIIGateway, selain itu juga menjelaskan sedikit terkait UIIGateway, katanya nanti sistem ini akan menjadi akses satu pintu untuk semua layanan yang ada di UII, termasuk layanan open data bagi semua civitas akademika UII (Baik Dosen, Mahasiswa Maupun Karyawan).
Sedangkan dosen lainnya adalah pak Kholid. Saat jadwal kuliah di kelasku, satu sesi digantikan dengan menguji coba sistem UIIRas yang ada pada UIIGateway. Tim BSI (sekitar tiga orang) ketika itu melakukan analisa apakah mahasiswa paham dengan alur tahapan untuk melakukan key-in dengan sistem baru ini. Selain itu mereka juga mencatat error yang terjadi saat sistem dingunakan. Saat dilakukan pengujian tersebut, error lumayan sering ditemukan.
Tepat hari ini (11 Februari 2019) Sistem UIIGateway untuk melakukan key-in RAS resmi diterapkan untuk dua fakultas yaitu FMIPA dan FIAI. Namun keliatanya, nasib UIIGateway sama dengan pendahulunya Unisys, yaitu menjadi bulan-bulanan kekecewaan mahasiswa akibat sistem yang terus error. Berbagai macam bentuk kekecewaan diekspresikan dalam bentuk komentar di Instagram resmi UII ataupun Instastory masing-masing mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar