Selalu ada banyak
kejutan yang tak pernah disangka hadir tiba-tiba. Bahkan terkadang saking tiba-tibanya
datang kejutan tersebut, kita menjadi lupa bahwa baru saja kita mendapatkan
sebuah kejutan. Untuk itu alangkah lebih baiknya kita selalu bersyukur dengan
hari-hari yang telah kita lalui.
Sekitar Desember 2017
yang lalu contohnya, tanpa sengaja dengan iseng aku mensubmit proposal mytip-ku, Jujur saja disana aku sama sekali tidak
mengharpkan lolos, hanya sekedar submit. Alasan
mengapa aku tidak berharap lolos diantaranya, lomba tersebut hanya di Semarang
(Kampus Politeknik Negeri Semarang), aku pikir terlalu dekat, selain itu juga
tentu nanti akan ada biaya pendaftaran, karena aku sendiri (tanpa team) tentu
biaya akan memberatkan.
Selang sekitar dua
bulan, dimana saat aku sama sekali tidak lagi memikirkan terkait lomba
tersebut, tiba-tiba ada email yang masuk, yang menyatakan bahwa aku lolos untuk
mengikuti tahap presentasi di Semarang. Wow pikirku, hal yang sama sekali tidak
diharapkan bisa tiba-tiba lolos. FYI aja, pengumuman tersebut masuk ke E-mail
ku, tepat setelah aku selesai melakukan shalat dhuha.
Pesan moralnya disini
adalah Ibadah shalat dhuha benar-benar memiliki efek yang sangat besar dalam
memperlancar dan mempermudah datangnya rezeki, jujur bukan kali ini saja aku
mendapatkan rezeki setelah shalat dhuha, namun amat sangat sering frekuensinya.
Kenapa aku bisa
bahagia setelah mendapatkan pengumuman tersebut, padahal aku tidak mengharapkan
bisa lolos. Jawabanya adalah, aku bisa megajukan bantuan dana ke pihak kampus,
yang notabennya aku tidak perlu mengeluarkan modal biaya pendaftaran karena akan
dibayarkan oleh pihak kampus, dan batas akhirnya pembayaranya juga lumayan
jauh.
Cerita dimulai sejak
hari H yaitu 18 Maret 2018, Pagi itu aku berangkat sendiri menggunakan bus dari
Jogja ke Semarang. Jujur ini kali perdana aku ke Semarang, walau sebenarnya
jarak antara Jogja dan Semarang tidak begitu jauh, hanya sekitar lebih kurang
dua sampai tiga jam.
Sebelumnya hari keberangkatan
aku telah mencari beberapa informasi terkait metode perjalan Jogja-Semarang,
sehingga aku memilih menggunakan bus. Sekitar 5 menit sebelum jam 6 pagi aku sudah
tiba di terminal jombor.
Sedikit cerita, malam
sebelumnya aku benar-benar takut kalo sampai bangun kesiangan, karena beberapa
malam sebelumnya aku kesiangan terus. Setelah proses pembelian tiket selesai
aku langsung menuju bis, bisnya bisa dbilang cukup nyaman. Sekitar 10 menit aku
menunggu bisnya langsung jalan.
Awalnya aku sempat terheran-heran,
bagaimana bisa bis ini langsung jalan,
padahal penumpannya belum penuh, dan bisa dikatakan tidak ada setengahnya
terisi, aku berpikir apakah tidak rug bis ini. Namun sekitar 5 KM setelah
berjalan, ada penumpang yang menunggu di kiri jalan, wah disitu aku langsung
paham bahwa bis ini menggunakan sistem angkot, yaitu bisa ambil penumpang di
pinggir jalan.
Karena banyak
berhenti untuk mengambil penumpang dan macet juga, aku baru sampai ke Semarang
jam 08.45, atau sekitar dua jam 45 menit. Sampai di persimpangan terdekat
dengan Politeknik Negeri Semarang (Polines) aku langsung turun dan mencari
Go-Jek. Perjalannya lumayan singkat, hanya sekitar 10 menit dari tempat aku
turun awal, aku sampai ke Kampus Polines.
Awalnya aku cukup
binggung mencari ruang karena desain Polines yang bercampur aduk dengan
Universitas Diponogor (Undip), hingga akhirnya aku menjumpai ruang serba guna
polines, tempat acara berlangsung. Aku tidak terlalu telat, karena memang
panitia telah menSetting agar peserta
lomba mengikuti pembukaan dan seminar terlebih dahulu, ketika itu aku sempat
mendengarkan satu sesi seminar, yang menututku lumayan bagus.
Hingga tibalah
akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu. Yaitu waktu presentasi, karena aku
mendaptkan urutan ke-10 jadi, aku sempat mendengarkan semua presentasi peserta
lainnya. Disini aku begitu kesepian, bagaimana tidak.. aku sendiri sedangkan
perwakilan tim lain sama-sama paling sedikit dua orang, dan beneran hanya aku
yang satu.
Terakhir karena aku
tidak tahan sendirian, aku mencoba menyapa peserta lain, dan mencoba untuk
membuka obrolan. Hal yang pertama aku tanyakan adalah asal kampusnya, dia
menjawab dengan dingin tanpa bertanya balik, aku merasa ini tidak cocok untuk
diajak ngobrol. Tentu kalian tau alasanya, aku tidak mau menjadi seperti
wartawan yang terus bertanya tanpa ada feedback dari lawan bicarku.
Setelah target
pertama gagal, aku mencoba target lain. Aku melihat bahwa teman-teman dari
kampus Jogja boleh untuk dicoba, langsung tanpa segan aku menyapa dengan menanyakan
“dari UNY ya ?” aku tau karena mereka
semua menggunakan almamater, aku mencoba membuka diri dengan berkenalan dan
mengatakan bahwa “Aku dari UII” aku
harus mengenalkan diri karena memang aku sedang tidak menggunakan almamater.
Kemabli lagi ke pembahasan
paragraph satu yaitu kejutan. Di hari perlombaan tersebut, aku kembali
mendapatkan kejutan. Ya… perkenalanku dengan teman-teman UNY berakhir manis,
mereka sangat welcome. Hingga aku
ikut diajak pulang bersama mereka yang membawa mobil pribadi.
Banyak hal terjadi
satu hari tersebut, aku langsung mengenal dekat dengan mereka. Aku memang tidak
mendapatkan juara disana, namun aku mendapatkan teman baru yang menurutku
sangat welcome, tidak memandang aku anak kampus swasta atau apaun.
Pointnya adalah beranikan
diri untuk menyapa karena kejutan memang datang tiba-tiba. Bersyukur adalah
salah satu bentuk ucapan terima kasih yang bisa kita lakukan kepada yang maha
kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar