Rabu, 13 Desember 2017

Review Film : Mau Jadi Apa ?

Rekomendasi untuk menonton film Mau Jadi Apa, aku dapatkan dari salah satu opening iklan pada platfom YouTube. Sontak aku lansung tertarik dengan film yang satu ini karena mengangkat cerita masa kuliah yang bisa dibilang ceritanya anti mainstream. Katanya sih kurang lebih sesuai dengan kisah masa kuliah Soleh Solihun (Pemeran Utamanya)

Film ini mengangkat cerita tentang kehidupan masa kuliah Soleh Solihun dan beberapa temannya yang ingin berkarya nyata setelah sekian lama mempertanyakan pada diri sendiri “Mau Jadi Apa ?”

sumber : www.klikstarvision.com

Latar belakang film ini sesuai dengan kisah kehidupan asli Soleh Solihun yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Undap) ankatan 1997. Opening film dimulai dengan sebuah komedi, yaitu ketika masa orientasi kampus Soleh Solihun mengalami mimpi basah. Sontak semua mahasiswa mengetahui hal tersebut termasuk senior, dan ketika kumpul Soleh Solihun dipermalukan oleh senior dengan mengatakan kurang lebih “Lu Egois, karena merasakan nikmat sendiri-sendiri”.

Bumbu romantisme juga digambarkan dalam film ini, dimana Soleh Solihun naksir dengan salah satu mahasiswi baru juga. Perkenalan mereka dimulai pada masa orientasi dimana Soleh Solihun dan mahasiswi tersebut sama-sama menggunakan baju slankers, dan soleh menanyakan “Kamu slankers ?” Setelah mahasiswi tersebut mengiyakan, komunikasipun terus berlanjut hingga mereka sama-sama kenal.

Namun sayangnya focus fi mini bukan pada romantisme percintaan, sehingga ending dari perkenalan mereka adalah, Soleh Solihun harus menerima kenyataan bahwa dia ditolah oleh taksiranya tersebut. Taksiran Soleh Solihun tersebut telah nyaman menganggap soleh sebagai teman.

Kalo dari pandanganku film ini cukup bagus, memadukan banyak aspek dalam satu cerita. Ada bagian romantis, ada bagian inspiratif, ada bagian sedih-sedihan dan tentunya yang gak boleh ketinggalan adalah bagian komedi. Saya melihat film ini sangat lekat dengan aspek komedi. Hampir disetiap scene memiliki kedekatan komedi. Walau sedang berada pada kondisi serius, tetap saja ada sedikit bumbu komedi yang diberikan, sehingga membuat penonton terus kegirangan ketika sedang menonton film ini.

Inti dari cerita ini sebenarnya simple, dimana soleh solihun beserta beberapa temannya ingin menjadi mahasiswa aktif, namun mereka kebingungan harus mengikuti unit kegiatan apa. Setelah beberapa lama bersama mereka akhirnya untuk membuat sebuah media tandingan, yang menandingi lembaga pers mahasiswa dalam memnerbitkan majalah.

Langsung, mereka mengatur konsep dan hal-hal yang akan membedakan mereka dengan majalan kampus yang sudah ada. Mereka mengambil inisitif untuk membuat bacaan yang lebih ringan untuk mahasiswa. Karena majalan sebelah selalu mengangkat isu-isu yang berat, dan menurut hasil analisis mereka ini tidak evektif kerena justru membosankan.

Pada edisi awal penerbitan majalan mereka tentunya sama sekali tidak laku, karena itu mereka memutar otak untuk membuat majalah mereka bisa dikenal dengan berbagai cara. Hingga akhirnya majalah mereka menjadi begitu popular di kalangan mahasiswa fikon unpad.

Setelah berlangsung beberapa lama akhirnya soleh merasa harus ada pembaharuan dengan tulian yang mereka terbitkan pada majalan tersebut. Sehingga setiap edisi mulai ada pemberitaan-pemberitaan berat pada majalah ini.

Pemberitaan yang paling parah yang diangkat oleh majalah ini adalah terkait dosen yang melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswa. Karena merasa bahwa artikel ini tanpa bukti dan klarifikasi, dosen membuat sebuah sidang untuk soleh. Pada sidang tersebut ternyata terbutki bahwa soleh tidak bersalah, dan akhirnya dosen yang melakukan pelecehan dikeluarkan oleh universitas.


Inilah cerita singkat yang aku ingat dari film ini. Sebenarnya masih banyak lagi cerita-ceritanya, namun biar nanti kamu nontonnya lebih seru lebih baik jangan dikasih tau dulu. Sampai disitu dulu review film kali ini, semoga bermanfaat dan menambah rekomendasi tontonan buat kamu.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar