Rekomendasi untuk menonton film Mau Jadi Apa, aku dapatkan dari salah
satu opening iklan pada platfom YouTube. Sontak aku lansung tertarik dengan
film yang satu ini karena mengangkat cerita masa kuliah yang bisa dibilang ceritanya
anti mainstream. Katanya sih kurang lebih sesuai dengan kisah masa kuliah Soleh
Solihun (Pemeran Utamanya)
Film ini mengangkat cerita tentang kehidupan masa kuliah Soleh Solihun
dan beberapa temannya yang ingin berkarya nyata setelah sekian lama
mempertanyakan pada diri sendiri “Mau Jadi Apa ?”
sumber : www.klikstarvision.com
Latar belakang film ini sesuai dengan kisah kehidupan asli Soleh Solihun yang merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu
Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Undap) ankatan 1997. Opening film
dimulai dengan sebuah komedi, yaitu ketika masa orientasi kampus Soleh Solihun
mengalami mimpi basah. Sontak semua mahasiswa mengetahui hal tersebut termasuk
senior, dan ketika kumpul Soleh Solihun dipermalukan oleh senior dengan
mengatakan kurang lebih “Lu Egois, karena
merasakan nikmat sendiri-sendiri”.
Bumbu romantisme juga digambarkan dalam film ini, dimana Soleh Solihun
naksir dengan salah satu mahasiswi baru juga. Perkenalan mereka dimulai pada
masa orientasi dimana Soleh Solihun dan
mahasiswi tersebut sama-sama menggunakan baju slankers, dan soleh menanyakan
“Kamu slankers ?” Setelah mahasiswi tersebut mengiyakan, komunikasipun terus
berlanjut hingga mereka sama-sama kenal.
Namun sayangnya focus fi mini bukan pada romantisme percintaan, sehingga
ending dari perkenalan mereka adalah, Soleh Solihun harus menerima kenyataan
bahwa dia ditolah oleh taksiranya tersebut. Taksiran Soleh Solihun tersebut
telah nyaman menganggap soleh sebagai teman.
Kalo dari pandanganku film ini cukup bagus, memadukan banyak aspek dalam
satu cerita. Ada bagian romantis, ada bagian inspiratif, ada bagian
sedih-sedihan dan tentunya yang gak boleh ketinggalan adalah bagian komedi.
Saya melihat film ini sangat lekat dengan aspek komedi. Hampir disetiap scene memiliki
kedekatan komedi. Walau sedang berada pada kondisi serius, tetap saja ada
sedikit bumbu komedi yang diberikan, sehingga membuat penonton terus kegirangan
ketika sedang menonton film ini.
Inti dari cerita ini sebenarnya simple, dimana soleh solihun beserta
beberapa temannya ingin menjadi mahasiswa aktif, namun mereka kebingungan harus
mengikuti unit kegiatan apa. Setelah beberapa lama bersama mereka akhirnya
untuk membuat sebuah media tandingan, yang menandingi lembaga pers mahasiswa
dalam memnerbitkan majalah.
Langsung, mereka mengatur konsep dan hal-hal yang akan membedakan mereka
dengan majalan kampus yang sudah ada. Mereka mengambil inisitif untuk membuat
bacaan yang lebih ringan untuk mahasiswa. Karena majalan sebelah selalu
mengangkat isu-isu yang berat, dan menurut hasil analisis mereka ini tidak
evektif kerena justru membosankan.
Pada edisi awal penerbitan majalan mereka tentunya sama sekali tidak
laku, karena itu mereka memutar otak untuk membuat majalah mereka bisa dikenal
dengan berbagai cara. Hingga akhirnya majalah mereka menjadi begitu popular di
kalangan mahasiswa fikon unpad.
Setelah berlangsung beberapa lama akhirnya soleh merasa harus ada
pembaharuan dengan tulian yang mereka terbitkan pada majalan tersebut. Sehingga
setiap edisi mulai ada pemberitaan-pemberitaan berat pada majalah ini.
Pemberitaan yang paling parah yang diangkat oleh majalah ini adalah
terkait dosen yang melakukan pelecehan seksual kepada mahasiswa. Karena merasa
bahwa artikel ini tanpa bukti dan klarifikasi, dosen membuat sebuah sidang
untuk soleh. Pada sidang tersebut ternyata terbutki bahwa soleh tidak bersalah,
dan akhirnya dosen yang melakukan pelecehan dikeluarkan oleh universitas.
Inilah cerita singkat yang aku ingat dari film ini. Sebenarnya masih
banyak lagi cerita-ceritanya, namun biar nanti kamu nontonnya lebih seru lebih
baik jangan dikasih tau dulu. Sampai disitu dulu review film kali ini, semoga
bermanfaat dan menambah rekomendasi tontonan buat kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar