Minggu, 17 Juli 2016

Cerita Lebaran si Anak Rantau

Moment lebaran setiap tahunnya pastinya menjadi moment yang di tunggu-tunggu oleh setiap orang, moment yang begitu di nanti ini menjadi tempat ajang silaturahmi dan maaf-maafan mulai sesama keluarga, teman-teman, bahkan juga mantan.  Dibalik indahnya berlebaran di kampung halaman ada kalanya kita harus siap dan menyiapkan diri dan mental bahwa ada suatu  saat dimana kita harus berlebaran jauh dari tanah kelahiran dan juga jauh dari keluarga, sebagai seorang perantau kita harus siap siaga dengan moment-moment ini 
setelah shalat Ied
Artikel sebelumnya telah mengupas cerita Ramadhan ane di perantauan, mulai cerita gaya sahur hingga buka anak rantau artikel tersebut masih bisa dibaca (disini), dan di artikel ini special setelah lebaran ane ingin bercerita tentang gaya lebaran anak rantau, tepatnya cerita lebaran mahasiswa Aceh di Yogjakarta. Sekilas info masyarakat Aceh di Yogyakarta itu sangatlah ramai, ada yang mengatakan mencapai 6000an orang, mulai yang tua hingga yang muda, mulai kalangan mahasiswa hingga karyawan dan pengusaha, mulai ujung barat Aceh hingga ujung timur

Jadi ceritanya di lebaran kali ini ane memilih tetap di Yogyakarta, dengan beberapa pertimbangan jadi artinya ane harus berlebaran Idul Fitri untuk pertama kalinya di luar Aceh, jauh dari keluarga, jauh dari sie reboh, timphan dan kuliner Aceh yang menggiurkan lainya. Namun bukan ane sendiri dari Aceh yang tidak mudik ada beberapa teman ane yang nasibnya sama harus berlebaran disini

Setelah berpuasa Ramadan bersama kami di sini, dan sampailah dimana malam lebaran hari raya Idul Fitri, sama seperti tahun-tahun sebelumnya penetapan hari raya di tentukan dari sidang isbat kementrian agama RI, setelah sudah jelas bahwa kamis (6/7/2016) adalah hari raya, artinya rabu malam tersebut adalah malam hari raya, dan kamipun mahasiswa Aceh yang berlebaran di Yogyakarta memilih keluar ke kota Jogja untuk melihat kemeriahan malam takbiran disini 
malam takbiran
Jauh berbeda dengan suasana takbiran di Banda Aceh malam takbiran disini tidak semeriah dan seheboh di kota Banda Aceh, ini dikarenakan penggelaran malam takbiran disini hanya dilaksanakan perkecamatan, dan yang mengikuti takbiran hanyak memutar-mutar kecamatan mereka sendiri, so sudah bisa di duga tidak akan ada tumpukan orang layaknya di Banda Aceh, namun yang sedikit sama adalah hampir setiap orang juga keluar rumah di malam malam hari raya, kebanyakn berkumpul di pusat kota.

Keesokan harinya tepatnya di pagi lebaran pertama, kami memilih shalat Idul Fitri di alun-alun kota Jogja, begitu ramai yang shalat disini namun karena kami datang cukup awal kami bisa mendapatkan tempat di shaf yang tidak terlalu jauh, di alun-alun ini juga menjadi tempat sultan hamangkubono X shalat, mungkin bisa di bilang disini layaknya mesjid baiturahman di Banda Aceh, tempat yang jamaahnya paling ramai dan tempat gubernur shalat ied

Sebelum shalat ied sebenarnya ane sudah duluan menelpon orang tua namun hanya sebentar sebatas maaf lahir batin, baru setelah shalat ied ane kembali menelpon dan video callan sama orang rumah, disitu ane juga berasa ada dirumah walaupun hanya sebatas video callan, namun kemajuan teknologi sudah sedikit begitu bantu menghilankan rasa sedih berlebaran di perantaun.
silaturahmi ke rumah orang tua Aceh di Jogja
Sore harinya kami menyempatkan diri untuk bersilaturahmi ke beberapa rumah orang-orang tua kami di jogja, yaitu masyarakat Aceh yang telah lama tinggal di jogja, disana kami bersilaturahmi dan yang mantapnya adalah disana kami di siduhkan dengan makanan-makanan khas hari raya di Aceh, kekangenan kami pada aceh makin sedikit berkurang, dan di lebran depan ane berharap bisa kembali berlebaran di Aceh, Aceh I MISS U

4 komentar:

  1. Jadi rindu berlebaran di kampung 😢

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha bener bro..
      Insya Allah tahun depan bisa lebatan di Aceh

      Hapus
  2. Memilukan jadi anak rantau, baru sebulan mengalami... Tapi bukan untuk dikhawatirkan, karena kami tau mereka adalah orang tua hebat yang telah mengizinkan anaknya mencari jati diri. Salam Anak Rantau

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya benar, Semoga kita sukses sebagai anak rantau dan bisa membanggakan orang-orang yang telah mempercai kita untuk rantau.

      Hapus