Sabtu, 26 Juli 2014

Banda Aceh Ibu kota Serambi Mekkah, Model Kota Madani

Banda Aceh Model Kota Madani inilah visi kota Banda Acehsaat ini, visi yang sudah sangat familiar di kalangan masyarakat ini ditetapkan sebagai visi kota Banda Aceh pada awal pemerintahan baru tahun 2012 visi ini juga sesuai dengan Komitmen pemerintah kota Banda Aceh, yang akan menjadikan Ibu Kota serambi Mekkah ini sebagai Model Kota Madani.


Istilah madani  sendiri merujuk pada masyarakat Islam yang pernah dibangun nabi Muhammad SAW di negeri Madinah. Perkataan Madinah dalam bahasa arab dapat dipahami dari dua sudut pengertian Pertama, secara konvensional kata madinah (المدينة) dapat bermakna sebagai “kota” kedua secara kebahasaan dapat berarti “peradaban” meskipun di luar kata “madaniyah” tersebut,  peradaban juga disebut dengan kata “tamaddun”

Menurut rilis blog www.disukai.com masyarakat Madani adalah masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma, serta masyarakat yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi oleh karena itu kita selaku masyarakat kota Banda Aceh harus memiliki sikap yang sejalan dengan visi kota kita tercinta ini.  

Masyarakat Madani atau Civil Society mempunyai sepuluh ciri khusus, yang ini nantinya akan menjadi tolak ukur apakah sebutan masyarakat madani pantas disandang oleh kota Banda Aceh, oleh karenanya kesepuluh ciri khusus ini sejalan dengan waktu harus dimiliki oleh seluruh elemen masyarakat apabila benar-benar mempunyai komitmen untuk menjadikan Banda Aceh Kota Madani, kesepuluh ciri masyarakat madani tersebut yaitu:

  1. Menjunjung tinggi nilai nilai  norma, dan hukum adalah hal pokok yang harus dimiliki oleh masyarakat madani  
  2. Beradab artinya masyarakat yang mempunyai peradaban yang tinggi
  3. Keterbukaan dapat diartikan Mengedepankan kesederajatan dan transparasi ini khusunya bagi pemerintah.
  4.  Ruang publik yang bebas diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga negara memiliki akses penuh terhadap setiap kegiatan public.
  5. Demokratisasi, adalah masyarakat sosial berkaitan dengan wacana kritik rasional masyarakat yang secara ekspisit mensyaratkan tumbuhnya demokrasi.
  6. Toleransi,  adalah kesediaan individu untuk menerima pandangan-pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda beda.
  7. Pluralisme, adalah sikap mengakui dan menerima kenyataan disertai sikap tulus bahwa masyarakat itu majemuk.
  8. Keadilan Sosial Keadilan yang dimaksud adalah keseimbangan dan pembagian yang proporsional antara hak dan kewajiban setiap warga dan Negara.
  9. Partisipasi sosial  merupakan awal yang baik bagi terciptanya masyarakat madani. Partisipasi sosial yang bersih dapat terjadi apabila tersedia iklim yang memunkinkan otonomi individu terjaga.
  10. Supermasi hukum, merupakan jaminan terciptanya keadilan, keadilan harus diposisikan secara netral, artinya tidak ada pengecualian untuk memperoleh kebenaran di atas hukum.

Beberapa bulan yang lalu tepatnya pada tanggal 22 April 2014 kemarin di hampir setiap sudut jalanan ibu kota provinsi Aceh ini dihiasi dengan spanduk-spanduk HUT Kota Banda Aceh ke-809  dispanduk tersebut juga terpampang besar tulisan “Satukan Langkah Bulatkan Tekad Bersama Menjadikan Kota Banda Aceh Menjadi Model Kota Madani” yang menjadi tema di hari ulang tahun Banda Aceh tahun ini.

Menjadi model kota madani adalah kata-kata yang hampir setiap saat masuk di tema acara pemerintah kota Banda Aceh, misalnya pada 20 Februari 2014 pemerintah kota  menggelar tabligh akbar dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW di halaman Kantor Balai kota Banda Aceh, tema acara tersebut yaitu “Kita Teladani Akhlak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wassallam untuk Memperkuat Ukhuwah Islamiyyah Menuju Banda Aceh Model Kota Madani

Inilah bukti bahwa menjadi model kota madani memang telah menjadi cita cita besar Kota Banda Aceh beberapa tahun belakangan, kota yang beradaban tinggi menjunjung  nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma, serta masyarakat yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi ini telah menjadi mimpi besar ibu kota provinsi Aceh yang bergelar serambi mekkah ini.

Menurut  Bunda Illiza Sa’aduddin Djamal  yang kini telah menjabat sebagai wali kota Banda Aceh, Alm bapak Mawardy Nurdin yang mendapat gelar Walikota Pembangunan ini, sangat berjasa dalam pembangunan Aceh pasca tsunami. “Setelah membangun infrastruktur Banda Aceh pasca tsunami, beliau bercita-cita membangun kota ini (Banda Aceh) menjadikota madani Sayangnya, Allah SWT memanggil beliau saat cita-cita itu tengah giat diwujudkan.” Ini dikatakannya saat acara pembukaan tablig Akbar di depan Balai kota Banda Aceh

Untuk menjadikan kota Banda Aceh sebagai model kota madani kita juga harus mengenal visi misi kota kita ini, Banda Aceh mempunyai Visi:

Banda Aceh Model Kota Madani  

Misi:
  1. Meningkatkan Kualitas Pengamalan Agama Menuju Pelaksanaan Syariat Islam Secara Kaffah
  2. Memperkuat Tata Kelola Pemerintah Yang Baik
  3. Memperkuat Ekonomi Kerakyatan
  4. Menumbuhkan Masyarakat Yang Berintelektualitas Sehat Dan Sejahtera
  5. Melanjutkan Pembangunan Infrastruktur Pariwisata Yang Islami
  6. Meningkatkan Partisipasi Perempuan Dalam Ranah Publik Dan Perlindungan Anak
  7. Meningkatkan Peran Generasi Muda Sebagai Kekuatan Pembangunan Kota

Kini saatnya kita generasi emas muda Banda Aceh menlanjutkan cita-cita  bapak Alm walikota pembangunan kota Banda Aceh, mari kita Satukan Langkah Bulatkan Tekad Bersama Menjadikan Kota Banda Aceh Menjadi Model Kota Madani mari  bersama kita menjadi Masyarakat Madani masyarakat yang beradab, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan norma-norma, serta masyarakat yang maju dalam penguasaan ilmu pengetahuan, dan teknologi


5 komentar: