Rabu, 15 Maret 2017

Mobile Payment, Penunjang Transaksi Di Era Digital

Era digital atau Digital Era telah memaksa kita untuk ikut mengupgrade di segala hal, termasuk dalam bidang transaksi pembayaran. Pada era ini kita dituntut untuk jeli mengikuti perkembangan zaman sehingga mau tidak mau kita harus mengerti dan memahami perkembangan financial technology atau fintech yang begitu pesat perkembanganya terutama di bidang payment atau pembayaran.

Financial technology adalah sebuah inovasi dalam layanan keuangan yang memiliki pengertian yang begitu luas, hal tersebut seperti yang di ungkapkan oleh Lembaga national digital research centre Irlandia (NDRC). Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan Indonesia (OJK) ada lima katagori pengelompokan Fintech sesuai jenisnya, Katagori tersebut diantaranya:  Pembayaran atau Payement, Peminjaman atau Lending, dan Pembiayaan atau Crowdfunding, juga ada jenis lain seperti Perbandingan dan Riset keuangan namun jenis tersebut belum begitu berkembang di Indonesia


Mobile Payment merupakan salah satu bagian dari jenis fintech yang termasuk ke dalam katagori payment. Jenis ini merupakan salah satu sub bidang yang ada dalam teknologi fintech yang paling dilirik oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sehingga perkembangannya begitu cepat. Tercatat semenjak akhir 2012 lalu perusahan yang bergerak dibidang pembayaran seluler terus meningkat jumlahnya. Salah satunya adalah TCASH yang dikembangkan oleh perusahaan telekomunikasi plat merah Indonesia Telkomsel, dengan penerapan teknologi NFC layanan ini cukup memudahkan penggunakan dalam bertransaksi. Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia juga mengembangkan Mandiri  E-Cash, Seperti tidak mau kalah Bank BCA juga mengembangkan BCA Sakuku dimana keduanya memiliki layanan yang menggunakan teknologi Kode QR

Februari 2016 lalu Presiden Joko Widodo saat kunjungannya ke Amerika Serikat dalam rangka menghadiri KTT ASEAN-AS membawa isu ekonomi digital sebagai topik utama pembahasannya. Presiden Jokowi mengharapkan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia pada tahun 2020 dengan potensi sebesar USD 130 Miliar atau sekitar Rp1.690 Triliun.  

Tentu saja hal tersebut sangat mungkin terjadi mengingat Indonesia memiliki potensi pasar yang begitu besar. Menurut data 2016 lalu populasi penduduk Indonesia mencapai lebih dari 250 Juta jiwa, sedangkan pengguna Internet aktif di Indonesia sepanjang 2016 lalu hampir mencapai angka 140 Juta.  Apabila kita melihat dari data yang ada , tidak mungkin rasanya apabila kita tidak bisa mencapai target tersebut. Target untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia pada 2020 bukanlah sebuah mimpi mengingat potensi pengguna internet Indonesia yang tumbuh begitu cepat

Sebuah perusahaan firma jasa profesional multinasional yang berpusat di London Ernst & Young (EY) pernah mempublikasi sebuah jurnal yang menyebutkan  bahwa Indonesia adalah penting dalam hal pertumbuhan layanan pembayaran mobile dengan latar belakang interoperabilitas antara penyedia uang mobile. Dari populasi 247m, kurang dari 10% memiliki akses ke rekening bank, dan inklusi keuangan yang lebih besar akan menghasilkan berbagai manfaat sosial ekonomi sebagai bagian dari sistem keuangan yang lebih kuat dan efektif. Dipertimbangkan dalam konteks rekan-rekan regional, sektor perbankan Indonesia relatif terbelakang, belum mengambil-up layanan mobile dan kecenderungan untuk aktivitas online yang cukup baik

Pengguna internet yang cukup besar membuat Indonesia begitu dilirik oleh perusahaan dari negara asing, saat ini sudah banyak perusahaan asing yang mulai masuk dan melakukan ekspektasi pasar di Indonesia. Umumnya perusahaan tersebut rela menginverstasi puluhan triliun untuk pengembangan produknnya di Indonesia demi mencapai target pasar yang begitu besar. Investasi besar di Indonesia yang dilakukan beberapa perusahaan besar tersebut tentunya bukan tanpa alasan, para perusahaan tersebut umumnya telah melihat dam yakin dengan masa depan cerah di perekonomian digital Indonesia

Sudah saatnya kita menjadi pelaku di negara kita sendiri, pontensi pasar yang besar jangan sampai hanya menjadi ladang bagi para perusahaan asing. Sudah saatnya kita mulai melakukan segala inovasi khususnya dalam hal teknologi untuk mendukung menjadikan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi digital terbesar di kawasan Asia pada tahun 2020.

Financial technology saat ini bukan lagi hal yang baru, berbeda pada saat awal kemunculnya, setiap orang hampir merasa aneh dengan inovasi pembayaran melalui mobile ketika itu, inovasi luar biasa ini dianggap beresiko oleh kebanyakan orang. Namun kini semua berubah, persepsi masyarakat akan fintech kini telah berubah 180 derjat umumnya orang-orang mulai memahami akan fungsi dan keuntungan penggunaan mobile payment

Menurut Departemen Kebijakan dan Pengawasan Sistem Pembayaran Bank Indonesia bahwa bila di dua dekade lalu, inovasi teknologi keuangan masih berpusar di sisi bank (misalnya, teknologi core banking system), maka saat ini inovasi teknologi terjadi di sisi pengguna. Pergeseran ini memungkinkan menjamurnya Financial Technology. perusahaan Fintech teridentifikasi beroperasi di Indonesia mayoritas (56%) bergerak dalam kategori payment, clearing & settlement. Nilai transaksi Fintech di Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan mencapai USD 14,5 milyar USD, atau 0,6% dari total nilai transaksi global yang diperkirakan mencapai USD 2.355,9 milyar

Saat ini disadari atau tidak sistem pembayaran dengan uang fisik perlahan sudah mulai ditinggalkan umumnya telah beralih ke mobile payment dan kartu elektronik yang dikeluarkan perbankan. Jika diulik ada beberapa foktor yang membuat masyarakat mulai pindah dari uang fisik ke motode pembayaran yang baru, salah satunya adalaha teknologi yang ditawarkan lebih memudahkan pengguna selain itu juga membuat kita lebih aman karena tidak harus membawa uang banyak. Satu smartphone saat ini bisa mencakup untuk berbagai hal termasuk dalam hal pembayaran, teknologi mobile payment telah memabntu masyarakat cukup membawa smartphone bisa membayar apapun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar