Rasa bangga pastinya tersirat
bagi masyarakat Aceh ketika mengetahui bahwa Aceh (masa lalu) pernah menjadi
salah satu kerajaan dengan peradaban Islam terbesar didunia, Kerajaan Aceh
menjadi kerajaan kelima dengan peradaban islam terbesar pada masa Umaniyah di
Turki, menurut beberapa sumber ketika itu kerajaan Aceh dibawah kepemimpinan
Sultan Iskandar Muda.
SultanIskandar Muda putra dari Puteri Raja Indra Bangsa, dan ayahnya adalah Sultan
Alauddin Mansur Syah yang merupakan putra Sultan Abdul Jalil bin Sultan
'Alaiddin Ri'ayat Syah Al-Kahhar. sultan Iskandar Muda memberikan tatanan baru
dalam kerajaannya. Beliau mengangkat pimpinan adat untuk tiap suku dan menyusun
tata negara sekaligus qanun yang menjadi tuntunan penyelenggaraan kerajaan dan
hubungan antara raja dan rakyat.Selama 30 tahun masa pemerintahannya (1606 -
1636 SM) Sultan Iskandar Muda telah membawa Kerajaan Aceh Darussalam dalam
kejayaan.
Tidak
mengherankan memang jika Kerajaan Aceh masa lalu menjadi peradabaan
Islam terbesar kelima didunia, seperti yang kita ketahui bahwasanya kerajaan
Aceh sendiri adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia hal ini berdasarkan Berita
dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H
/ 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam di Aceh.
Begitu pula berita dari Ibnu
Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun
746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun
peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesiaterdapat
di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya
adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya
tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan
makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.
Peradaban Islam di
masa awal dihadapkan pada persaingan dengan peradaban Romawi dan Persia. Meski
Islam lahir di sebuah jazirah yang tandus dan tidak menarik, namun lambat laun
Islam justru menggeser hegemoni dua imperium besar tersebut. Secara perlahan
namun pasti, Islam berhasil melakukan pembebasan sampai ke batas barat Afrika
Utara (Maroko), dan kemudian bergerak ke Utara sampai ke Spanyol. Dari arah
Laut Mediterania, pembebasan diraih sampai ke kawasan Balkan. Ke arah asia
kecil, futuhat diraih sampai ke Samarkand. Dan ke arah timur, pembebasan diraih
sampai ke bagian barat India. Ini adalah sebuah pencapaian prestisius, yang
menjadikan Islam ketika itu sebagai peradaban terbesar di dunia.
Seperti dilansi
dari website menaraislam.com Peradaban Islam juga telah dicatat oleh sejarah
sebagai pelopor kebangkitan ilmu pengetahuan. Ketika Islam mencapai masa
keemasan peradabannya, termasuk di sektor ilmu pengetahuan, orang Eropa masih
berada dalam kegelapan. Mereka masih hidup dalam kebodohan dan keterbelakangan.
Namun orang-orang Eropa akhirnya belajar ke Dunia Islam, dan Islam pun dengan
murah hati mau mengajarkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang-orang
Eropa tersebut. Orang-orang Eropa yang belajar kepada Islam inilah yang
kemudian menjadi para perintis dan pelopor munculnya Renaissance dan kemudian
Revolusi Industri di Eropa.
Itulah sedikit
ulasan seputar Peradaban Islam yang mana Aceh, menjadi tempat peradaban Islam
kelima terbesar didunia, semoga artikel ini bermanfaat, jika memang ada salah
pemaparan sejarah di artikel ini aku mohon kesedian pembaca untuk menkritik,
terimakasih
Artikelnya menarik...cuma tampilan blognya emang full body ya? Atau koneksi ku saja? hehe
BalasHapus@Arifoke makasih mas.. mungkin koneksinya aja yg lagi gak lancar
BalasHapusartikel yang sangat bermanfaat. mampir juga di blog saya ya Gam http://negeridalamaksara.blogspot.com/
BalasHapus@yusrizal yusufoke :)
BalasHapusParagraf ke-2 dari bawah sungguh menarik..
BalasHapusKlo ketika itu Eropa "masuk" (bukan "masih" karena sebelumnya ada zaman kejayaan Romawi) zaman kegelapan karena kefanatikan beragama ditambah kebobrokan Kepausan pada saat itu, sekarang sejarah terulang lagi dengan pemain yang berbeda..
Pemain berbeda yang mengulangi kesalahan yang sama, yaitu kefanatikan beragama.. Bisa dilihat dari banyaknya teror atau kriminalitas yang menggunakan agama sebagai alasan..
Persis seperti keadaan Eropa 1000 tahun yang lalu..
@Yosafat Pangalelasomoga Islam di Aceh tidak terpurah seperti Islama di Eropa saat ini amin
BalasHapus