Rabu, 20 November 2013

Bahasa Aceh, bahasa kebanggaanku

Assalamualaikum | Sebelum saya mulai dengan pokok pembicaraan izinkan saya ucapkan terima kasih kepada rakan yang sedang membaca artikel ini, dan saya juga akan sangat berterima kasih jikalau rakan mau memberikan kritik saran tentang artikel saya ini dengan cara berkomentar, saya kali ini akan membahasa sedikit seputar fenomena bahasa Aceh saat ini, akan tetapi berhubung karena  blog saya ini bukan hanya di baca oleh orang Aceh maka saya menulis artikel saya kali ini dengan bahasa indonesia.

Artikel yang sedang rakan baca kali ini adalah artikel ketiga saya setelah sebelumnya saya menulis artikel berjudul Mengenal lebih dekat dengan mesjid raya Baiturrahman Aceh,dan  Sultan Iskandar Muda tokoh Inspirasi asal Aceh yang akan saya ikut sertakan dalam kontest blog menulis Tentang Aceh yang diselengarakan oleh tuha pet AcehBlogger Community, dalam rakang menyambut Hari ulang tahun Aceh blogger 1 november kemarin atau biasa dikenal dengan #AcehBloggerDay, selamat ulang tahun ke-6 Aceh blogger Community, kontest kali ini dikhuskan kepada siswa/i SMA Aceh, yang bertujuan untuk menumbukan minat siswa SMA untuk menulis tentang Aceh di Blog.



Langsung saja kepokok pembicaraan saya kali ini, yaitu tentang bahasa Aceh, sebelumnya saya ingin bertanya apakah rakan pembaca blog saya ini bisa berbahasa Aceh ? ya jawanya ada pada diri rakan masing masing, dan selanjutnya saya ingin kembali bertanya apakah rakan bangga bisa bahasa Aceh ?   ya kembali lagi jawaban pada diri rakan masing masing, jika dilihat di lingkungan kita saat ini, khususnya Banda Aceh, para remaja Aceh/Generasi muda Aceh saat ini, sangat malas menggunakan bahasa Aceh, dengan alasan yang sangat sederhana, mereka menganggap menggunakan bahasa Aceh itu kolot, kampungan dan lain sebagainya. Pemikiran seperti itulah yang harus dibuang jauh jauh oleh masyarakat Aceh, semestinya kita bangga dengan bahasa daerah kita, dan yang lebih parah lagi ada sebagian generasi muda Aceh saat ini yang sama sekali tidak bisa bahasa Aceh, ini sering terjadi pada anak dari pasangan yang kawin dengan orang dearah luar, para pasangan tersebut meresa bahasa Aceh tidak penting, yang penting itu bahasa Indonesia.

Hal serupa juga bisa kita lihat dikalangan ibu ibu saat ini yang berbondong bondong memulai berkomunikasi bahasa Indonesia dengan buah hati mereka, seharunya ini dipantang, mengapa ? karena bahasa indonesia memiliki pengucapan kata yang tidak sesulit bahasa Aceh, mungkin bisa kita lihat sebagian masyarakat Aceh belum lancar atau belum terlalu fasih dalam pengucapkan kata kata bahasa Aceh,  jikalau bahasa Aceh dibudidayakan para orang tua untuk memulai berkomuniasi dengan buah hati mereka, Insya Allah ketika besarnya mereka akan memiliki kemampuan berbahasa Aceh yang sangat baik dan benar, yang dimana nantinya ini akan mencirikan sebagai pemuda Aceh asli, karena bahasa juga akan menuntukan kecintaan seorang terhadap daerahanya, ini saatnya kita berbenah diri untuk menumbukan generasi generasi yang mempunyai rasa cinta tinggi terhada Aceh

Kini saatnya kita para masyarakat Aceh yang memiliki kemampuan berbahasa Aceh dengan lancar untuk mengajak para rakan kita untuk ikut juga menguasai bahasa Aceh dengan lancar, bahasa Aceh sebagai bahasa Indatu kita patutnya kita bangga dengan bahasa Aceh tersebut. Apalagi saat ini dengan perkembangan ilmu yang sangat pesat, banyak cara menarik untuk cepat menguasai bahasa salah satunya dengan aplikasi kamus bahasa Aceh yang bisa di donwload disini, dan juga ada yang namanya blog belajar bahasa Aceh yang bisa di akses di (http://bahasaaceh.wordpress.com/), atau langsung coba belajar di wikipedia bahasa Aceh yg beralamat (http://ace.wikipedia.org/) jangan kita hanya sungguh sungguh mempelajari bahasa Inggris, sedangkan bahasa Aceh tidak bisa, oleh karena itu selain kita bangga dengan Aceh sebagai tanoh Rencong, kita juga patut bangga dengan bahasa Aceh sebagai bahasa Indatu kita.

Mungkin hanya sampai disini pembahasan singkat saya seputar Bahasa Aceh, semoga bisa bermanfaat dan juga dapat menumbuhkan kecintaan kita terhadapa bahasa Aceh, dan juga kita sebagai generasi muda Aceh jangan pernah bosa untuk terus mengabdi kepada daerah kita tercinta ini dengan bakat, potensi dan kemampuan yang kita miliki, jika saya sebagai blogge hanya bisa menulis di blog ini untuk mengenalkan Aceh kepada dunia,  dan harapan saaya bagi seluruh blogger aceh untuk tidak bosan bosanya menulisa Aceh Aceh, yuk menulis Aceh dan hidupkan kebali bahasa Aceh, kalau bukan kita siapa lagi | Wassalam 

10 komentar:

  1. betul sekali rakan..bahasa akan tetap lestari jika terus dituturkan. namun selain itu juga butuh upaya untuk menguatkan kemampuan bahasa melalui membaca, menulis, mendengar, dan berbicara. dan saya sendiri sbgai orang Aceh belum tahu standar penulisan Bahasa Aceh, yang huruf-hurufnya seperti tulisan turki :)

    BalasHapus
  2. @Febi Mutiaoleh karena itu rakan mari terus belajar penulisan standar bahasa Aceh yg baik dan benar, jangan samai kita lebih pandai menguasai bahasa asing dibandingkan bahasa daerah kita sendiri :D

    BalasHapus
  3. Tentunya Taza pernah belajar bahasa inggris di sekolah. Bagaimana rasanya? Sulit? Umumnya orang-orang merasa sulit mempelajari sebuah bahasa. Dan bahasa Indonesia dengan bahasa Aceh itu beda sekali dari segi pengucapan. Karakternya lebih banyak. Aku yang terlahir dalam keluarga yang sebagian berbahasa Aceh dan sebagian lagi tidak, merasa bahasa Aceh itu susah. Mungkin bagi orang yang sudah bisa berbahasa Aceh mengatakan gampang karena dia tidak bisa merasakan posisi orang lain. Lalu bukannya kami (orang-orang Aceh yang tidak/tidak lancar berbahasa Aceh bukannya tidak mau berbicara dalam bahasa Aceh. Tapi orang Aceh sendiri tidak siap menerima orang-orang seperti kami. Bukannya dibantu, tapi malah ditertawakan.

    BalasHapus
  4. @Citra Rahmanbelajar bahasa memang sulit, saya akui itu.. akan tetapi miris, kita lihat saat ini kebanyaan dan hampir rata rata orang mulai meningalkan bahasa aceh dengan berbagai macam alasan, salah satunya menganggap itu kolot, lain dari pada itu persoalan bagi orang orang aceh seperti yang bang citra sebutkan, itu sebenarnya jikalau mau untuk belajar dan mempelajari sungguh sunggu bahasa aceh insya Allah itu mudah, karena orang aceh asli akan lebih cepat mempelajari bahasa asalnya dibandingkan bahasa lain. dan kalau masalah yang bang citra katakan orang yg bahasa acehnya patah patah jikalau berbicara bahasa aceh ditertawakan, itu wajar, karena mengaggap itu tidak lazim, akan tetapi itu jangan di ambil pusing jikalau kita memang ingin bisa menguasai bahasa daerah kita kembali. jalalah bahasa Aceh.

    BalasHapus
  5. Lon Jeut Chit Bahasa Aceh, bak Glah Sa SMP nilai lon pih jroh, 5, tapi lon hana malee, cuma logat lon hana that pah, maju terus bahasa Aceh

    BalasHapus
  6. @Hijrah Saputra (Heiji)oleh sebab nyan mari budidayakan tema bahasa indatu getanyo tuan.. bek ta beh beh droe dalam menuntut ilme bahasa Aceh, bek ta anggap bahasa Aceh nyan sepele. mari ta pe bedoh tema bahasa Aceh

    BalasHapus
  7. Sepakat, rakan. Walaupun basa Aceh lon hana lancar, tapi lon akan terus belajar. Memang benar, apa yang disampaikan oleh rakan Citra Rahman diatas, orang2/anak2 yang lahir dalam keluarga yang Ayahnya suku Aceh, Ibu suku bukan atau sebaliknya dan dia juga lahir d lingkungan yang tidak menggunakan basa Aceh sebagai bahasa komunikasi'a, memang sulit. Tapi, asalkan punya tekad untuk belajar, pasti bisa. Dan didukung oleh lingkungan'a jga, jgn ditertawakan. Demikian. Salam :)

    BalasHapus
  8. @Al Hayataiya benar rakan mari muai sekarang jadikan basa Aceh bahasa untuk berkomunikasi sesama masayarakat Aceh karena, dengan berkomunikasi adalah cara paling cepat untuk menguasai bahasa, Salam cinta basa Aceh rakan :D

    BalasHapus
  9. makasih gan infonya dan salam sukses

    BalasHapus
  10. terimakasih bos tentang infonya dan semoga bermanfaat

    BalasHapus